Page 108 - BD - SDM Manajer Buku 1
P. 108
98 Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Manajer
Flippo terhadap 899 perusahaan menunjukkan bahwa hasil proses
analisis pekerjaan dipergunakan untuk, membuat rincian kerja
(75%), pelatihan (60%), penyusunan tingkat upah dan gaji (90%),
menilai personalia (60%), pemindahan dan promosi (70%),
pengorganisasian (50%), orientasi karyawan baru (36%),
penyuluhan (25%), dan seterusnya.
Job Analisis dilakukan melalui proses tiga arah antara
pemangku jabatan (job holder), atasan (superior) dan job analis.
Terkadang bila diperlukan, dapat melibatkan orang lain,misalnya
orang yang memiliki job yang sama, atau orang yang lebih senior
yang berada dalam satu departemen dengan pemegang jabatan,
atau bisa juga orang yang mengerti dengan jabatan tersebut.
Pemangku jabatan merupakan sumber informasi utama
karena dialah yang yang lebih mengetahui pekerjaannya
dibandingkan dengan orang lain. Atasan melihat jabatan tersebut
dalam prespektif : mampu melihat bagian yang lebih fokus yang
tidak terlihat oleh pemegang jabatan sebagaimana mestinya. Job
analis adalah orang luar yang independen dan terlatih untuk
melihat job dan dan membantu pemangku jabatan dan atasan
memberikan draft dan menuntun perubahan-perubahan yang
dilakukan semua pihak terkait sampai hasil akhir.
Prinsip dasar dalam melakukan analisa jabatan adalah :
1) Melakukan analisis, bukan membuat list atau daftar tugas
pekerjaan
2) Menganalisa job-nya bukan orang yang memangku jabatan
3) Fakta bukan judgement