Page 86 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 86
3. Metode tahapan banyak, dimana terdapat tahapan-tahapan seleksi
dengan menggunakan sistem gugur di setiap tahapan serta para
penyeleksi di setiap tahapan berbeda-beda; dan
4. Metode pembobotan, dimana semua peserta seleksi mendapat
pembobotan terkait dengan kriteria-kriteria tertentu yang dilakukan
oleh beberapa kelompok penyeleksi.
Di samping itu, dalam pencalonan ada aspek afirmasi yang
memperhatikan keterwakilan perempuan. Salah satu perhatian dalam
afirmasi terhadap keterwakilan perempuan ini adalah usaha dan metode
untuk mendorong kesetaraan perempuan dalam lembaga politik formal.
Hingga saat ini, ada tiga bentuk kuota yang diterapkan oleh sebagian
besar negara, yakni (Dahlerup 2006):
1. reserved seats (kursi yang sudah dipesan) adalah sebuah mekanisme
yang memastikan calon perempuan dapat terpilih dalam lembaga
parlemen dengan jumlah kursi yang disepakati bersama;
2. legal candidates quota (kuota calon secara legal di parlemen) adalah
sebuah mekanisme yang menempatkan sejumlah calon perempuan
untuk dapat dipilih oleh pemilih di dapil. Ada angka kritis yang biasanya
didorong yakni minimal 30-40 persen jumlah perempuan di daftar
pemilih;
3. political party quota (kuota dalam Parpol) adalah mekanisme yang
mengatur jumlah perempuan untuk dapat ikut berpartisipasi dalam
kepengurusan dan aktivitas Parpol.
Untuk itu, dalam tahapan pencalonan yang dilakukan oleh Parpol yang
disampaikan oleh Hazan dan Rahat di atas, pertimbangan keterwakilan
perempuan pun menjadi isu penting di banyak negara saat ini. Bahkan
dalam bentuk kuota calon seperti yang disebutkan dalam nomor 2, ada
mekanisme yang ketat dalam pengaturan calon berdasarkan nomor urut
dan jenis kelamin (zipper system), seperti yang diadopsi oleh Indonesia
saat ini.
70 BAB 3 – SISTEM PEMILU

