Page 87 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 87
Secara administratif, daftar tertutup memudahkan administrasi pemilu
karena kertas suara menjadi sederhana (hanya nama Parpol) dan proses
penghitungan suara relatif mudah. Sebaliknya, sistem terbuka
membutuhkan surat suara yang lebar karena identitas calon dari masing-
masing Parpol harus tampil secara jelas pada surat suara. Selain itu,
penghitungan suara lebih rumit karena setiap perolehan suara calon
harus dihitung untuk menentukan siapa yang berhak meraih kursi.
3. Pemberian Suara
Metode pemberian suara sangat terkait dengan metode pencalonan.
Dalam memberikan suaranya, para pemilih dapat mencoblos,
mencontreng atau meranking pada tanda gambar Parpol dan/atau pada
nama calon tertentu. Metode pemberian suara sangat ditentukan oleh
tingkat literasi pemilih. Selain itu, pemilih juga dapat memberikan
suaranya sekali dan/atau dua kali. Dalam konteks ini, kertas suara dapat
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu surat suara umum (ordinal ballots),
dimana pemilih dapat memberikan pilihan kepada lebih dari satu Parpol
atau calon (biasanya dengan cara meranking) dan surat suara berkategori
(categorical ballots), dimana pemilih wajib untuk memberikan satu pilihan
saja.
Berdasarkan atas studi di 107 negara, Reynolds dan Steenbergen (2006)
menghasilkan tiga temuan yang sangat penting. Pertama, desain surat suara
yang rumit dan detail (kombinasi warna, simbol, dan foto) banyak
digunakan di negara-negara dengan angka literasi yang rendah dan di
negara-negara yang baru dalam tahap awal menyelenggarakan pemilu
multipartai. Kedua, studi mereka juga menunjukkan lemahnya relasi antara
desain surat suara yang rumit dan mahal dengan banyaknya surat suara
yang rusak. Mereka juga menolak asumsi bahwa desain surat suara yang
rumit dan mahal akan berguna bagi para pemilih yang rendah tingkat
literasinya. Ketiga, desain surat suara seringkali menjadi alat manipulasi
atas simbolisme politik bagi para peserta pemilu untuk mempengaruhi
pilihan para pemilih.
4. Penentuan Calon Terpilih atau Konversi Suara Ke Kursi
Dalam Sistem Perwakilan Berimbang, secara garis besar terdapat 2 metode
dalam penghitungan suara yang biasa digunakan untuk mengonversi suara
BAB 3 – SISTEM PEMILU 71

