Page 49 - MODUL APRESIASI PROSA Berbasis kearifan Lokal Batak Toba
P. 49

sebelumnya.  Yang  lebih  memilukan  lagi,  tidak  seorang  pun  diizinkan
      untuk menjenguk ataupun merawat korban.

              Pukulan andalu itulah yang menyebabkan kesaktian Ompu Halto
      sirna. Ia mempunyai kesaktian yaitu badannya kebal terhadap berbagai
      senjata tajam, seperti pisau, golok, tombak atau alat-alat pemukul lainnya
      jika benda-benda tersebut bersih (tidak terkena tanah). Keampuhan alat-
      alat pembunuh itu hanya bertahan sebelum matahari terbenam, sebab alat-
      alat itu mendapat kekuatan dari sinar matahari.

              Tak terasa sore telah digantikan dengan malam. Para penduduk
      yang menyaksikan penyiksaan itu segera bubar dan kembali ke rumah
      masing-masing dengan membawa segala kesedihan sekaligus kebencian
      yang luar biasa atas perlakuan kejam para penjajah. Sementara itu, jauh
      di bawah jurang sana tubuh Ompu Halto masih terbujur kaku di antara
      tetumbuhan talas dan suhat. Menjelang tengah malam, antara sadar dan
      tidak  sadar,  ia  merasa  ada  seseorang  yang  datang  membantunya,
      punggungnya yang sudah patah terkena pukulan alu diurut dengan baik
      sehingga ada sedikit kekuatan baginya. Dan ketika Subuh menjelang, ia
      merasakan ada ombun na manorok yang menimpa mukanya dan ia pun
      meminumnya.  Tetesan-tetesan  embun  dari  daun  talas  inilah  yang
      memberikan kekuatan baginya.

              Di hari kelima, Kapt. Christoffel memerintahkan anak buahnya
      untuk  memeriksa  keadaan  sang  korban.  Utusan  tersebut  memastikan
      bahwa  Ompu  Halto  sudah  mati.  Hari  itu  juga  Kapt.  Christoffel  dan
      pasukannya bergegas meninggalkan huta Sibongkare. Dengan demikian,
      rakyat  mempunyai  kesempatan  untuk  menyelematkan  Ompu  Halto.
      Rakyat  sempat  terkejut,  ternyata  di  sekitar  korban  tergeletak  mereka
      menemukan  jejak-jejak  harimau  yaitu  babiat  sitelpang.  Akhirnya  jiwa
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54