Page 422 - Toponim sulawesi.indd
P. 422

408     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               Mamuju, Simboro dan Kepulauan, Tapalang, Tapalang Barat, dan Kepulauan

               Bala–balakang. Dari kelima kecamatan itu memiliki luas 755,47 km2,
               penduduk 107.864 jiwa, dan kepadatan 142,77 jiwa/km2.

                     Sejarah ringkas Provinsi Sulawesi Barat yang beribukota di Mamuju

               telah diperjuangkan sejak Orde  Lama oleh tokoh-tokoh  masyarakat
               Mandar di Makassar yakni Provinsi Mandar. Sebab musabab terbentuknya

               Provinsi Sulawesi Barat antara lain dinyatakan bahwa Ada beberapa faktor
               penyebabnya, antara lain,  yang terpenting: Jaraknya yang cukup  jauh
               dari ibukota propinsi  (Makassar); kondisi  geografisnya yang bergunung-

               gunung  dengan prasarana jalan  yang buruk; mayoritas penduduknya
               (etnis Mandar, dan beberapa kelompok sub-etnik kecil lainnya) yang lebih

               egaliter, sehingga sering berbeda sikap dengan kelompok etnis mayoritas
               dan  dominan  (Bugis  dan  Makassar) yang lebih  hierarkis (atau bahkan
               feodal) – pada awal tahun 1960-an, sekelompok intelektual muda Mandar

               pimpinan almarhum Baharuddin Lopa (Menteri Kehakiman dan Jaksa Agung
               pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, 1999-2000, dan
               sempat menjadi ‘aikon nasional’ gerakan anti korupsi karena kejujurannya

               yang  sangat terkenal)  melayangkan ‘Risalah  Demokrasi’  menyatakan
               ketidaksetujuan mereka terhadap beberapa kebijakan politik Jakarta dan
               Makassar; serta Fakta sejarah daerah ini sempat menjadi pangkalan utama

               ‘tentara pembelot’ (Batalion 310 pimpinan Kolonel Andi Selle), pada tahun
               1950-60an,  yang kecewa  terhadap beberapa kebijakan pemerintah dan

               kemudian melakukan  perlawanan bersenjata  terhadap Tentara  Nasional
               Indonesia  (TNI); selain  sebagai daerah lintas-gunung dan hutan–untuk
               memperoleh pasokan  senjata selundupan  melalui  Selat Makassar—oleh

               gerilyawan Darul Islam (DI) pimpinan Kahar Muzakkar yang berbasis utama
               di Kabupaten Luwu dan Kabupaten Enrekang di sebelah timurnya.

                     Berdasarkan  beberapa alasan tersebut,  maka  mulai  diperjuangkan

               yang bertolak dari  semangat “Allamungan  Batu di  Luyo” yang mengikat
               Mandar dalam perserikatan  “Pitu  Ba’bana Binanga  dan Pitu Ulunna
   417   418   419   420   421   422   423   424   425   426   427