Page 419 - Toponim sulawesi.indd
P. 419

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  405

                 Pamboang, Cinrana, Tampalang dan Mamuji. Semua penduduk ini seperti

                 halnya tiga golongan lain dahulu tunduk kepada Makasar, meskipun tidak
                 diketahui  bahwa mereka  dipaksa  atau  dikalahkan.  Tetapi  sebagai  tanda

                 penyerahannya setiap tahun mereka harus menyerahkan  perisai panjang,
                 dan beberapa tahun lamanya harus menghadap Gubernur dari Makasar
                 yang pada tahun  1658  menolak  mereka  meskipun  tetap setia kepada

                 Makasar  dan membantunya  dalam peperangan. Maraja  Majene  dan
                 Cinrana  bersama  700-800  orang menyerah  kepada  kita di Buton; tetapi

                 dengan kekuatan kecil ini dalam peperangan mereka membantu Makasar
                 melawan kita. Dalam perjanjian  Bongaya,  Makasar  harus melepaskan
                 pengaruhnya atas Mandar, setelah itu para raja ini segera berulang kali

                 dipanggil untuk membuat kontrak dengan Kompeni tetapi tetap menolak
                 kecuali Balangnipa. Oleh Karaeng Karonrong diberitahu bahwa jaminan kita
                 terhada penyerahan Makasar sedang dibicarakan. Untuk ini oleh Kompenin

                 dan  Bone mereka  diperangi  tetapi tidak terkalahkan  karena  mereka
                 melarikan diri  ke  pegunungan.,  tetapi  tampak bahwa  mereka  berlabuh
                 ketika raja Palaka pada awal tahun 1674 menawarkan diri dan membantu

                 sekutu-sekutunya, ketika  tiba  dengan 30 ribu  pasukan menghampiri
                 mereka, karena saat itu sembilan kelompok berangkat ke sana, berkumpul

                 dan menandatangani serta mengesahkan kontrak pada tanggal 10 Oktober
                 1674. Kontrak ini yang disebutkan telah diperbaharui oleh raja-raja dari tujuh
                 sungai (pada tahun 1757 untuk menyelesaikan sengketa di antara mereka,

                 Bone  memanggilnya  ke sana),  menandatangani  dan  kemudian  disahkan
                 menurut adat setempat;  sementara  pada  saat ini  mereka  menyaksikan

                 bahwa mereka tidak mengetahui bila leluhurnya telah membuat kontrak
                 dengan Kompeni selain dengan raja Palaka.

                       Setelah masa ini  mereka  kembali saling  bermusuhan  dan

                 mengungkapkan bahwa karenanya mereka tidak bisa mengirimkan utusan
                 kepada pemerintah  pusat  untuk meminta ijin  pembaharuan perjanjian.
                 Seperti banyak bangsa lain di Sulawesi, mereka adalah bangsa keras kepala
   414   415   416   417   418   419   420   421   422   423   424