Page 587 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 587

gerakannya amat lihai, Han Lojin dan rombongannya cepat mendatangi tempat

               kekacauan ini.


               Akhirnya  setelah  lari  ke  sana-sini  setiap  mendengar  ada  kekacauan  yang

               dilakukan  oleh  segerombolan  mata-mata  musuh,  di  taman  belakang  istana

               pangeran  muda  yang  berkuasa  di  Lok-yang,  mereka  melihat  gerombolan

               pengacau itu dan serta merta Han-Lojin, Ouw Sian Kok, Liu Bwee Dan Swat

               Hong menyerbu dan mencari The Kwat Lin. Akan tetapi, mereka berhadapan

               dengan  belasan  orang  pengacau  yang  dipimpin  oleh  Kiam-mo  Cai-li!

               Gerombolan  itu  sedang  berusaha  untuk  membakar  istana  pangeran  dengan

               panahpanah api dan para pengawal istana itu sudah malang melintang tewas oleh

               mereka.

               "Dialah Kiam-mo Cai-li, pemiliki istana Rawa Bangkai," kata Han Lojin sambil

               menuding  ke  arah  seorang  wanita  cantik  yang  pakainnya  mewah  dan  sedang


               memimpin belasan orang pembantunya itu untuk menghujankan anak panah ke
               arah istana.


               Sebagian dari istana itu mulai terbakar.


               Mendengar  bahwa  wanita  itu  adalah  seorang  di  antara  pembunuh-pembunuh

               suhengnya, Swat Hong sudah tidak dapat menahan kesabaran hatinya lagi. Dia

               meloncat keluar dari tempat sembunyinya dengan pedang di tangan, serta merta

               menyerang sambil membentak, "Iblis betina Kiam-mocai-li, bersiaplah engkau

               menebus nyawa Suheng Kwa Sin

               Liong!!"


               "Singggggg...  syuuuuuutttt.....  aiihhhh.....!"  Kiam-mo  Cai-li  cepat  mengelak

               dengan meloncat ke belakang dan rambutnya yang panjang seperti hidup saja

               bergerak menyambar ke arah pergelangan tangan Swat Hong. Namun dara ini

               cukup  cekatan.  Melihat  sinar  hitam  menyambar,  dia  sudah  membalikkan

               pedangnya membacok sehingga putuslah segumpal rambut, membuat Kiam-mo

               Cai-li berteriak kaget dan marah. Ketika dia memandang dan melihat bahwa yang


                                                           586
   582   583   584   585   586   587   588   589   590   591   592