Page 699 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 699

Moi-moi, hatiku tidak enak sebelum kita tiba di Hoa-san."


               Demikianlah, dua orang itu lalu bergegas melanjutkan perjalanan ke Hoa-san.

               Setelah tanpa halangan mereka tiba di bukit itu, Toan Ki mengajak kekasihnya

               langsung  menghadap  ketua  Hoa-san-pai  yang  terhitung  twa-supeknya  (uwak

               guru pertama) sendiri yang tidak pernah dijumpainya. Setelah bertemu dengan

               Kong Thian Cu, ketua Hoa-san-pai pada waktu itu, seorang kakek tinggi kurus

               yang bersikap lemah lembut dan rambutnya sudah putih semua, serta merta kedua

               orang muda itu menjatuhkan diri berlutut. "Teecu Liem Toan Ki menghaturkan

               hormat kepada Twa-supek," kata Toan Ki.

                "Teecu        Bu     Swi  Nio  menghaturkan              hormat        kepada


               Locianpwe,"  kata  Swi  Nio  penuh  hormat.  Kakek  itu  mengangguk-angguk.

               "Duduklah  dan  bagaimana  engkau  dapat  menyebut  pinto  sebagai  Twa-supek,

               orang muda?" "Teecu adalah murid dari Suhu Tan Kiat yang membuka perguruan

               silat di Kun-min dan menurut Suhu, katanya beliau adalah sute dari Twa-supek

               yang menjadi ketua di Hoa-sanpai, sungguhpun Suhu berpesan agar teecu tidak

               menyebutnyebut nama Hoa-san-pai kepada siapapun juga." Kakek itu kelihatan

               terkejut,  lalu  menarik  napas  panjang,  mengelus  jenggotnya  dan  kembali

               mengangguk-angguk. "Tan-sute memang murid Suhu, akan tetapi sayang, pernah

               dia membuat mendiang Suhu marah dan mengusirnya. Padahal bakatnya baik

               sekalli. Kiranya dia membuka perguruan silat? Dan dia pesan agar muridnya tidak

               membawa nama Hoa-sanpai? Bagus, ternyata dia jantan juga. Di manakah dia

               sekarang dan bagaimana keadaannya?"


               "Suhu  telah  tewas  dalam  keadaan  penasaran,  difitnah  pembesar  sebagai

               pemberontak dan dijatuhi hukuman mati."

               "Ahhh....!"


               "Karena itulah maka teecu sebagai muridnya yang juga menderita karena orang

               tua  teecu  juga  menjadi  korban  keganasan  pembesar  pemerintah,  lalu  ikut

               berjuang


                                                           698
   694   695   696   697   698   699   700   701   702   703   704