Page 8 - e-modul bab 7 PAI
P. 8
ِ
ِ
ْ او ش ا و ِ ا ِ ر ا و ر ِ ا ا ُ ِ ا َ ْ َ َ َأ نَأ
َ
ْ
ْ
َ
َ ُ
َ َ
ْ
َ َ
ُ َُ
َ َ َ
ََ
َ
ِ
ِ
خ ن ُ ِ ا نَ َ أو ٍ َ ِ َ إ أ ي
ُ
َ
َ
َ َ َ
ْ
َ ْ
ٌ َ
َ ُ
َ
“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah memasukkan
malam ke dalam siang, dan memasukkan siang ke dalam malam, dan Dia
tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu
yang ditentukan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan” (Q.S. Luqman:29).
Ayat-ayat lain yang terkait dengan hal ini adalah Q.S.
Yunus:101, Q.S. Ibrahim:32-34, dan Q.S. al-Anbiya:30-33.
Islam tidak mengingkari adanya kebebasan manusia untuk
menggunakan ilmunya, dengan syarat bahwa di dalam penggunaan
itu tidak melanggar ketentuan-ketentuan Allah. Ilmu seyogyanya
tidak dijadikan sebagai alat untuk mengeksploitasi sesama manusia,
atau mengeksploitasi sumber daya alam secara serampangan yang
mengakibatkan kerusakan.
Sebaliknya, eksploitasi alam oleh manusia demi kelanjutan
hidup manusia harus diiringi dengan upaya menjaga kelestariannya.
Sebab itu adalah salah satu tugas manusia sebagai khalifah Allah di
bumi. Terlebih lagi bila terjadi kerusakan alam, sesungguhnya yang
rugi adalah manusia sendiri. Bumi sebagai tempat tinggal manusia
tidak lagi nyaman ditinggali, bahkan suatu saat mungkin tidak bisa
ditempati.
B. Kebudayaan Dan Peradaban Islam Di Masa Silam
Kebudayaan merupakan padanan dari kata “al-tsaqafah”.
Dalam bahasa Indonesia kebudayaan berarti hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian,
dan adat istiadat. Selain itu budaya juga berarti keseluruhan
pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk
memahami lingkungan serta pengalamannya yang menjadi pedoman
tingkah lakunya (KBBI).
Sedangkan peradaban merupakan serapan dari bahasa Arab
“al-adab”. Secara umum, kata adab dimaknai dengan seluruh
aktifitas manusia yang bersumber dari perilaku yang terpuji (Ismail,
1972:4-5). Dalam bahasa indonesia, kata peradaban memiliki arti
kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin (KBBI).
Effat al-Sharqawi (dalam Yatim,2004:1), membedakan kebuda-
yaan dan peradaban. Menurutnya, kebudayaan merupakan bentuk
ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat, sedangkan
7