Page 24 - episode-1
P. 24

Namamu Sulastri                                                        Episode I


                                                            1



                                               CINTA ITU, LAGI




                        Betapa berat kaki Lastri melangkah; antara cita-cita dan fakta berbeda.

                        Hari pertama melangkah ke sekolah, pikiran Lastri kembali ke Mak Rose, ke Yu
                     Sri, ke Parmin—menanggung beban sendiri saja susah, harus menanggug cita-cita
                     untuk Lastri. Emak terobsesi masa lalu, lupa dia sudah tua. Harus mengikutkan Yu
                     Sri dan Parmin. Harus pula melibatkan Kang Somad, masinis lewat depan warung,
                     berhenti untuk ngopi sekarang ikut mikir Lastri. Melibatkan siapa lagi nanti?
                        Semestinya kerja, bukan sekolah, jika harta yang diperlukan. “Hidup tidak perlu

                     dibuat susah. Toh Yu Sri yang SD, hidup; Parmin yang SMP, hidup.” Lastri nyaris
                     balik ke rumah kalau tidak teringat kata orang bijak:
                        Jangan menyerah, pertahankan semangat dan teruslah berusaha, karena di
                     balik proses yang berat untuk menjadi lebih baik, selalu ada pertolongan datang

                     tak terduga untuk kita.
                        Lastri hanya mengikuti  kata  orang bijak  ketika  memasuki gerbang sekolah.
                     Semua serba baru, semua berubah. Lastri mengikuti pelajaran tahun pertama
                     dengan bekal kata orang bijak. Dia telan habis semua buku pelajaran seolah hanya
                     perlu setahun saja di SMA. Lastri menjadi bintang, namanya bergaung di semua
                     kelas, tampil menerima penghargaan siswa teladan di depan upacara.

                        Semua  perhatian ke Lastri. Vero menyalami, Ronald, Ryan, Mariana, siapa
                     lagi….. “Selamat kamu hebat,” salam Zainul, si playboy, idola cewek-cewek cantik.
                        Lastri  tampil  penuh percaya diri di  tahun kedua, menjadi magnet banyak
                     teman yang memandang Lastri penuh kekaguman. Juga dari Zainul.

                        “Kau sudah mencuri perhatian Zain, hati-hati,” kata Vero. Dia korban Zainul ke
                     sekian. Masih banyak lainnya, Lastri tidak mengerti berapa jumlahnya.
                        “Nggak mungkin, percaya aku,” kata Lastri.
                        “Yakin?”
                        “Yakin!”
                        “Aku dengar dia banyak bicara tentang kamu,” kata Vero.

                        “Biar saja,” tanggap Lastri, “dia yang bicara, bukan aku.”
                        Lastri  beda dengan para penderita  erotomania, cewek-cewek yang merasa
                     mendapat perhatian dari Zain. Vero tidak, Zain pernah dekat dengannya memang.
                     Entah berapa bulan, Vero pernah cerita sebelum dia dilepas si Zain.

                                                          



                                                           24
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28