Page 12 - SISTEM SIRKULASI
P. 12
Video Eritrophoesis (Pembentukan sel darah merah)
Ada kalanya sumsum tulang dapat dirangsang oeh berbagai jenis faktor sehingga dapat
membentuk eritrosit dalam umlah yang banyak, demikian jjuga dengan sumsum tulang
yang telah berhenti menghasilkan eritrosit dapat menjadi produktif kembali. Limfa dan hati
dapat mengaktifkan kembali fungsi hemopoetiknya jika terdapat rangsangan yang ektrim
dalam jangka waktu yang lama yang menghendaki pembentukan eritrosit dalam jumlah
yang banyak.
Dalam sumsum tulang terdapat banyak sel pluripoten stem yang dapat membentuk
berbagai jenis sel darah. Sel ini akan terus menerus diproduksi selama hidup, namun
seiring bertambahnya usia produksinya akan menurun. Sebenarnya terdapat stem sel
yang lain bersifat unipoten yang hanya mampu membentuk satu jenis sel misalnya eritrosit
atau leukosit. Tetapi ciri-ciri sel stem unpoten sulit dibedakan satu dengan yang lain, dan
dengan sel pluripoten.
Sel pertama yang dapat diketahui sebagai rangkaian dalam pembentukan eritrosit
disebut proeritoblas. Proeritoblas membentuk eritoblas basol yang mulai mensintesis
hemoglobin. Eritroblas selanjutnya menjadi eritroblas kromol. Setelah itu nukleus sel
menyusut sedangkan hemoglobin yang dibentuk jumlahnya bertambah. Eritrosit kromol
selanjutnya menjadi normoblas. Setelah sitoplasma normoblas terisi dengan hemoglobin
sampai konsentrasi kira-kira 34%, nukleus memadat menjadi sangat kecil dan terdorong
dari sel. Karena itu eritrosit yang terbentuk dari normoblas, hampir tidak berinti. Dalam
proses pembentukan erotosit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu vitamin B12, asam
folat, minera besi (Fe), tembaga (Cu), cobalt (Co), protein, eritropoetin, dan kadar oksigen
di udara.
5