Page 24 - Modul Nutrisurvey
P. 24

12. Rerata konsumsi  kelompok  gula  dan konfeksionari  sebesar  15,7 gram  per orang per   rasio protein nabati dan hewani yang tidak berimbang mempengaruhi kualitas makanan
 hari, terbanyak dikonsumsi dalam  kelompok ini adalah gula  (13,6  gram/orang/hari).    penduduk.
 Gula  tertinggi dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk (66,6%), diikuti  oleh bahan   Asupan dan kecukupan gizi
 makanan lain, permen dan coklat (2,3-2,8%) dan terendah sirup (1,2%).
               1.  Secara nasional, proporsi penduduk dengan tingkat  kecukupan energi minimal atau
 13. Rerata konsumsi  kelompok  bumbu sebesar  20,4 gram  per orang per hari, terbanyak   sangat kurang  (<70% AKE) sebesar  45,7 persen,  tingkat  kecukupan energi kurang
 dikonsumsi dalam kelompok ini adalah bumbu basah (14,3 gram/orang/hari), menyusul   (70-<100% AKE) sebesar 33,9 persen, tingkat kecukupan energi normal atau  sesuai
 garam  (3,5 gram/orang/hari)  dan terkecil bahan  tambahan (<1,0 gram/orang/hari).  AKG (100 - <130% AKE) sebesar 14,5 persen, dan  tingkat  kecukupan energi  lebih
 Garam tertinggi  dikonsumsi penduduk (96,3%) diikuti  dengan bumbu basah (84,1%),   (>130% AKE) sebesar 5,9 persen.
 vetsin (50,3%) dan terendah bahan tambahan (1,3%).
               2.   Lebih dari  separuh  balita (55,7%)  mengalami kurang  asupan energi  (<100% AKE).
 14. Rerata konsumsi kelompok minuman serbuk sebesar 8,7 gram per orang per hari.  Teh   Proporsi  balita  dengan tingkat  kecukupan energi minimal atau sangat  kurang  (<70%
 instan/daun  kering dikonsumsi terbanyak (31,2 %) diikuti kopi bubuk (25,1%) dan   AKE) sebesar 6,8 persen dan tingkat kecukupan energi kurang dari AKG (70 - <100 %
 terendah  minuman  serbuk  (5,9%),  dengan rerata  konsumsi terbanyak adalah   kopi   AKE) sebanyak 48,9 persen. Kurang dari 20  persen balita  terlihat  dengan  tingkat
 bubuk (6,0 gram/orang/hari), menyusul teh instan daun kering (1,6 gram/orang/hari) dan   kecukupan energi lebih besar dari AKG (>130% AKE).
 terendah  adalah minuman serbuk (1,2  gram/orang/hari). Rerata konsumsi  minuman
 serbuk terbesar pada kelompok umur 0-59 bulan hingga kelompok umur 13-18 tahun.   3.  Secara nasional, proporsi penduduk dengan tingkat kecukupan protein sangat kurang
 Minuman serbuk merupakan minuman terbanyak dikonsumsi oleh kelompok umur 0-59  (<80% AKP) sebesar 36,1 persen, tingkat kecukupan protein kurang (80 - <100% AKP)
 bulan sampai dengan kelompok umur 13-18 tahun  sebesar 17,3 persen dan tingkat kecukupan protein melebihi 100 persen (>100% AKP)
                    sebesar 46,5 persen.
 15. Rerata konsumsi kelompok minuman cair sebesar 25,0 ml per orang per hari.  Minuman
 kemasan cairan dikonsumsi terbanyak (8,7%), diikuti minuman lainnya (1,8%), minuman   4.  Secara nasional  rerata  tingkat kecukupan protein  per orang per hari tertinggi terlihat
 berkarbonasi  (1,1%) dan terendah  minuman beralkohol  (0,2%). Rerata  konsumsi   pada kelompok umur  0-59 bulan (134,5% AKP), diikuti  kelompok  umur  5-12 tahun
 minuman kemasan  dikonsumsi  terbanyak (19,8  ml/orang/hari), menyusul  minuman   (115,9% AKP),  kelompok umur 19-55 tahun (107,2% AKP), kelompok umur >55 tahun
 berkarbonasi (2,4  ml/orang/hari) dan  terendah  adalah minuman beralkohol  (1,0  (93% AKP) dan terendah kelompok umur 13-18 tahun (89,5% AKP).
 ml/orang/hari). Minuman kemasan  cairan  merupakan  minuman terbanyak  dikonsumsi   5.  Sebanyak 44,2 persen balita mengalami kurang asupan protein (<100% AKP). Proporsi
 pada semua kelompok umur.   balita dengan  tingkat kecukupan protein  minimal atau sangat  kurang (<80%AKP)
 16. Rerata  konsumsi kelompok makanan komposit  (ayam  goreng,  pizza,  burger  dll)   sebesar 23,6 persen dan tingkat kecukupan protein kurang (80 - <100% AKP) sebesar
 penduduk Indonesia kecil yaitu hanya 0,6 gram per orang per hari dan dikonsumsi oleh    10,6 persen. Namun lebih dari separuh balita dengan tingkat kecukupan protein lebih
 kurang dari 1,0 persen penduduk.  (>120% AKP).
 17. Rerata konsumsi  kelompok air  1.317 ml  per orang per hari.  Air minum dikonsumsi   6.  Rerata  tingkat kecukupan energi dan  protein  pada   kelompok umur  remaja  (13-18
 terbanyak yaitu  oleh 97,4  persen penduduk   diikuti  air minum kemasan  bermerek   tahun)  sebesar 72,3  persen dan  89,5  persen, paling rendah  dibandingkan dengan
 (15,3%) dan terendah minuman cairan (10,3%).  Rerata konsumsi terbanyak adalah air   empat kelompok  umur  lainnya. Proporsi  remaja dengan  tingkat kecukupan energi
 minum (1.146  ml/orang/hari), menyusul air minum  kemasan  bermerek (146   sangat kurang (<70% AKE) sebanyak 52,5 persen tertinggi dibandingkan dengan empat
 ml/orang/hari) dan terendah minuman cairan (25 ml/orang/hari).  kelompok umur lainnya
 18. Rerata konsumsi kelompok suplemen masih rendah yaitu sebesar 0,3 gram per orang   7.  Rerata asupan lemak  per orang per hari pada penduduk  Indonesia  terlihat paling
 per hari. Dalam  kelompok suplemen  terdapat  tiga  jenis suplemen  yaitu  multivitamin,   rendah pada kelompok umur 0-59 bulan (41,9 gram), diikuti kelompok umur > 55 tahun
 non  multivitamin dan  minuman suplemen  yang dikonsumsi  oleh penduduk dengan   (43,4 gram) dan tertinggi secara berurutan kelompok umur 5-12 tahun (56,8 gram) dan
 proporsi    kecil di  bawah 1  persen. Rerata  konsumsi minuman suplemen  (0,3   kelompok umur 13-18 tahun (56,7 gram).
 gram/orang/hari), sedangkan  konsumsi multivitamin, non multivitamin  konsumsinya   8.  Rerata asupan karbohidrat per orang per hari pada penduduk Indonesia terendah pada
 lebih rendah dari konsumsi minuman suplemen.
                    kelompok umur 0-59 bulan (148,0 gram), diikuti  kelompok umur >55 tahun (225,2
 19. Rerata jamu yang dikonsumsi masih rendah yaitu sebesar 0,4 gram per orang per hari.  gram), kelompok umur 5-12 tahun (230,3 gram), kelompok umur 13-18 tahun (244,2
 Terdapat dua jenis jamu yaitu jamu tradisional dan pabrikan dikonsumsi oleh penduduk   gram) dan tertinggi  pada kelompok umur 19-55 tahun (256,8 gram).
 dengan proporsi  juga kecil di bawah 1 persen. Rerata konsumsi  kedua jamu tersebut   9.  Rerata asupan natrium per orang per hari terendah pada kelompok balita (0-59 bulan)
 relatif sama yaitu kurang dari 1 mg per orang per hari.   sebesar  888 mg,    diikuti  kelompok  umur >55tahun  (946 mg), kelompok umur  19-55
 20.  Hidangan sehari-hari penduduk Indonesia  terbesar  dari  konsumsi serealia  (257,7   tahun (1272 mg), kelompok umur 5-12 tahun (1500 mg) dan tertinggi  kelompok umur
 gram/orang/hari), diikuti  kelompok ikan (78,4  gram/orang/hari),  kelompok  sayur  dan   13-18  tahun (1535 mg).
 olahan (57,1 gram/orang/hari), kacang dan olahan (56,7 gram/orang/hari), daging dan   10. Secara nasional, sebanyak 4,8  persen, 18,3 persen dan  26,5  persen penduduk
 olahan (42,8 gram/orang/hari)  dan kelompok umbi (27,1 gram/orang/hari). Kelompok   mengonsumsi gula,  natrium  dan  lemak melebihi pesan  yang ditentukan Permenkes
 bahan makanan lainnya dikonsumsi lebih sedikit, termasuk susu bubuk dan susu cair.   Nomor 30 tahun  2013. Proporsi penduduk tertinggi  dan  terendah mengonsumsi  gula
 Konsumsi serealia tertinggi diantara kelompok bahan makanan lain bersama kelompok   terdapat pada  DI Yogyakarta (16,9%) dan Maluku (0,9%). Proporsi penduduk tertinggi
 umbi-umbian melengkapi kebutuhan protein penduduk yang belum cukup diperoleh dari   dan  terendah mengonsumsi  natrium  terdapat pada Provinsi  Jawa  Barat (28,7%) dan
 kelompok ikan, daging, telur, susu, jeroan dan kelompok kacang-kacangan, dan dengan



 161                                                       162
                                                         - 163 -
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29