Page 118 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 118
Ringkasan
JAKARTA, - Sejumlah konfederasi serikat buruh hingga elemen masyarakat mengecam keras
atas pengesahan Omnibus Law Rancangan Undang-undang Cipta Kerja dalam Rapat Paripurna
di DPR RI, Jakarta, Senin (5/10/2020).
RAMAI-RAMAI MENOLAK UU CIPTA KERJA DAN ANCAMAN MOGOK KERJA
NASIONAL
JAKARTA, - Sejumlah konfederasi serikat buruh hingga elemen masyarakat mengecam keras
atas pengesahan Omnibus Law Rancangan Undang-undang Cipta Kerja dalam Rapat Paripurna
di DPR RI, Jakarta, Senin (5/10/2020).Mereka kecewa lantaran proses pembahasan hingga
pengesahan yang dimotori DPR dan pemerintah menutup ruang partisipasi publik.
Terlebih, pengesahan ini dilakukan di tengah gencarnya elemen buruh dan masyarakat menolak
aturan sapu jagat tersebut. "Kami sangat kecewa sekali, kita marah, ingin menangis, ingin
menunjukan ekspresi kita kepada DPR dan pemerintah," ujar Wakil Ketua Konfederasi Persatuan
Buruh Indonesia (KPBI) Jumisih saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/9/2020).
Jumisih menuturkan, pengesahan UU Cipta Kerja semakin meneguhkan keyakinan elemen
buruh bahwa pemerintah dan DPR tidak berpihak kepada masyarakat, khususnya buruh.
Sebaliknya, lahirnya undang-undang sapu jagat tersebut juga menggambarkan sikap pemerintah
yang lebih pro terhadap kaum korporasi dan pemodal.
Dengan sikap tersebut, kata Jumisih, pemerintah dan DPR justru menjadi penyebab semakin
menjauhnya cita-cita bangsa untuk mensejahterakan masyarakat.
Alih-alih jaminan kesejahteraan yang diterima, masyarakat justru ditimpa beban atas
pengesahan UU Cipta Kerja. "Pemerintah sedang mewariskan kehancuran untuk generasi kita
dan generasi akan datang. Jadi pemerintah mewariskan bukan kebaikan, tapi kehancuran untuk
rakyatnya sendiri, per hari ini," ucap Jumisih.
Buntutnya, sebanyak 2 juta buruh akan mogok kerja nasional yang dimulai hari ini, Selasa
(6/10/2020) hingga Kamis (8/10/2020).
ADE MIRANTI KARUNIA SARI Presiden KSPI, Said Iqbal usai konfrensi pers mengenai penolakan
omnibus law, di Jakarta, Sabtu (28/12/2019).
"32 federasi dan konfederasi serikat buruh dan beberapa federasi serikat buruh lainnya siap
bergabung dalam unjuk rasa serempak secara nasional," ujar Presiden Konfederasi Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam keterangan tertulis, Senin (5/10/2020).
Aksi mogok kerja tersebut akan diikuti buruh yang bekerja di sektor kimia, energi,
pertambangan, tekstil, garmen, sepatu, otomotif, komponen elektronik serta industri besi dan
baja. Kemudian, diikuti buruh di sektor farmasi dan kesehatan, percetakan dan penerbitan,
industri pariwisata, industri semen, telekomunikasi, pekerja transportasi, pekerja pelabuhan,
logistik, hingga perbankan.
Adapun, sebaran wilayah 2 juta buruh yang akan menggelar mogok kerja meliputi Jakarta,
Bogor, Depok, Tengerang Raya, Serang, Cilegon, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang,
Cirebon, Bandung Raya, Semarang, Kendal, Jepara, Yogyakarta, Surabaya, Sidoarjo, Gresik,
Mojokerto, dan Pasuruan.
Kemudian disusul Aceh, Padang, Solok, Medan, Deli Serdang, Sedang Bedagai, Batam, Bintan,
Karimun, Muko-Muko, Bengkulu, Pekanbaru, Palembang, Bandar Lampung, dan Lampung
117