Page 258 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 258

Airlangga mengatakan, pandemi Covid-19 telah terjadi di 215 negara di dunia dan memberikan
              dampak  yang  cukup  signifikan  terhadap  kinerja  perekonomian  nasional.  Oleh  karena  itu,
              pemerintah melakukan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional.

              Ia mengatakan, tekanan pandemi covid-19 telah berdampak pada masyarakat yang kehilangan
              pekerjaan. Oleh karena itu, masyarakat membutuhkan skema perlindungan baru yakni Jaminan
              Kehilangan Pekerjaan (JKP).

              "Yang memberikan manfaat yaitu cash benefit atau uang tunai dan pelatihan untuk upgrading
              maupun reskilling akses informasi pasar tenaga kerja," tuturnya.

              Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan langkah penanganan
              Covid dan pemulihan ekonomi melalui beberapa tahapan yaitu tahapan awal melalui tanggap
              darurat  yang  dilakukan  oleh  Satgas  Penanganan  Covid-19.  Kemudian,  melakukan  tahap
              rehabilitasi dan pemulihan ekonomi.

              "Dengan  menyeimbangkan  pandemi  Covid-19  dan  pemulihan  sosial  ekonomi  yang  sering
              disampaikan Presiden Joko Widodo sebagai gas dan rem serta mendorong tatanan transformasi
              ekonomi," tuturnya.

              Airlangga menjelaskan, program JKP untuk meningkatkan perlindungan bagi pekerja dan akan
              diselenggarakan  oleh  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial  Ketenagakerjaan  (BPJS
              Ketenagakerjaan) dan pemerintah yang juga akan diatur dalam peraturan pemerintah (PP).

              Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengurangi manfaat dari jaminan
              lain, seperti jaminan kecelakaan kerja (JKK) Jaminan kematian OKm), jaminan hari tua OHT),
              dan  pensiun.  "Ini  tidak  akan  mengganggu  manfaat  jaminan  lain  tanpa  membebani  iuran  ke
              pekerja dan pengusaha," terang dia.

              Adapun skema ini terdapat dalam RUU Cipta Kerja Pada pasal 46 A ayat 1 disebutkan bahwa
              pekerja atau buruh yang mengalami PHK berhak mendapatkan jaminan kehilangan pekerjaan.

              Kemudian, pada ayat kedua disebutkan bahwa jaminan kehilangan pekerjaan diselenggarakan
              oleh BPJS Ketenagakerjaan dan pemerintah yang diatur dalam peraturan pemerintah.

              Adapun  pada  pasal  46  D  ayat  1  disebutkan  bahwa  manfaat  JKP  berupa  uang  tunai,  akses
              informasi pasar kerja dan pelatihan kerja.

              Sementara itu, untuk pembahasan pesangon sebelum disahkan sempat ramai diperbincangkan
              buruh  dan  pekerja  karena  dalam  rumusan  RUU  Cipta  Kerja  yang  sebelumnya  masih  dalam
              rancangan  memotong  hak  pekerja  yang  terkena  PHK  Dalam  RUU  Ciptaker  tercatat  ada
              pemangkasan nilai pesangon dari 32 bulan upah menjadi 25 bulan, di mana 19 bulan dibayar
              pengusaha dan enam bulan dibayar BPJS Ketenagakerjaan.
              Di  sisi  lain,  pemerintah  memastikan  UU  Cipta  Kerja  tidak  menghapus  cuti  haid  dan  hamil.
              "Undang-undang (Cipta Kerja) ini tidak menghilangkan hak cuti haid, cuti hamil yang telah diatur
              di dalam Undang-undang Ketenagakerjaan," kata Airlangga.

              Selain itu, dalam UU Cipta Kerja juga mengatur penyesuaian jam kerja yang akan disesuaikan
              dengan sektor pekerjannya apakah industri atau ekonomi digital.

              Lebih lanjut, Airlangga menuturkan, UMKM dan pelalcu usaha bakal mendapat manfaat berupa
              kepastian perizinan usaha.

              "Bagi UMKM, koperasi dan pelaku usaha akan mendapat manfaat yang mencakup kemudahan
              dan kepastian mendapat perizinan berusaha, dengan diterapkan perizinan berbasis risiko dan
              penerapan standar," katanya.
                                                           257
   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263