Page 364 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 364
Ketujuh anggota keluarga yang tinggal di sana adalah dua anak Abdul-Ika, kedua orangtua Ika,
dua adik kandung, dan satu adik ipar. Di rumah itu, Ika menanggung biaya makan semua
anggota keluarga bersama adik iparnya yang bekerja sebagai petugas keamanan.
Di saat yang sama, Ika masih harus membeli popok dan susu untuk anak bungsunya yang
berusia dua tahun. "Saya yang susah atur keuangan. Bapak saya enggak bisa jualan karena
pandemi, jadi saya yang nyediain makan seha-ri-hari sekeluarga," katanya.
Ika dan Abdul masih belum berpikiran untuk membeli atau mengontrak rumah sendiri. Sebab,
gaji Abdul saat ini masih setara UMR, yaitu Rp 4,2 juta per bulan. Meski begitu, Ika bersyukur
karena Abdul tak mendapatkan pengurangan gaji selama pandemi ini. Sebagai gantinya, ia harus
merelakan tunjangan hari raya tahun ini tidak dibayarkan.
Selama ini, Abdul juga urung mengajukan cuti. Sebab, cuti di perusahaannya berarti potong gaji.
"(Cuti) satu harinya dipotong Rp 150.000," ungkap Ika.
Ancaman PHK juga mengintai Bambang (39), p ramu-bakti di salah satu perusahaan perbankan
di Jakarta Selatan. Pada Jumat (2/10), perusahaannya telah memberhentikan tiga sopir yang
juga Pekerja alih daya. Ketiganya sama sekali tidak mendapatkan pesangon dari pihak vendor.
Mereka hanya terbantu oleh dana dari BPJS Ketenagakerjaan.
Para pekerja yang diberhentikan itu juga sudah tidak muda lagi. Ketiganya telah belasan tahun
bekerja di perusahaan tersebut. Karena itu, peluang kerja mereka bakal terbatas karena harus
bersaing dengan tenaga muda untuk mendapatkan posisi sebagai alih daya.
363