Page 674 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 674

Judul               Target 100 Hari Itu Tidak Masuk Akal
                Nama Media          jawapos.com
                Newstrend           Omnibus Law
                Halaman/URL         https://www.jawapos.com/opini/05/10/2020/target-100-hari-itu-tidak-
                                    masuk-akal/
                Jurnalis            redaksi
                Tanggal             2020-10-05 12:45:00
                Ukuran              0
                Warna               Warna
                AD Value            Rp 17.500.000
                News Value          Rp 52.500.000
                Kategori            Dirjen PHI & Jamsos
                Layanan             Korporasi
                Sentimen            Negatif



              Ringkasan

              TAK  berlebihan bila dikatakan bahwa pembahasan omnibus law di tengah pandemi berpotensi
              memperburuk keadaan. Mengebut pembahasan tidak akan membantu menyelesaikan masalah
              ekonomi akibat Covid-19. Beleid ini tidak memiliki urgensi untuk menyelesaikan masalah jangka
              pendek.

              Memang tujuan yang sering disebut-sebut dari pembahasan omnibus law adalah meningkatkan
              investasi. Tapi, perlu dicermati lagi bahwa masalah birokrasi dan perizinan bukan satu-satunya
              penghambat investor masuk ke Indonesia. Peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia tidak
              terlalu buruk. Dari peringkat ke-114 pada 2015 menjadi peringkat ke-73 pada 2020.



              TARGET 100 HARI ITU TIDAK MASUK AKAL

              TAK  berlebihan bila dikatakan bahwa pembahasan omnibus law di tengah pandemi berpotensi
              memperburuk keadaan. Mengebut pembahasan tidak akan membantu menyelesaikan masalah
              ekonomi akibat Covid-19. Beleid ini tidak memiliki urgensi untuk menyelesaikan masalah jangka
              pendek.

              Memang tujuan yang sering disebut-sebut dari pembahasan omnibus law adalah meningkatkan
              investasi. Tapi, perlu dicermati lagi bahwa masalah birokrasi dan perizinan bukan satu-satunya
              penghambat investor masuk ke Indonesia. Peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia tidak
              terlalu buruk. Dari peringkat ke-114 pada 2015 menjadi peringkat ke-73 pada 2020.

              Sebenarnya  yang  perlu  lebih  disoroti  adalah  rendahnya  kontribusi  investasi  terhadap
              pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir. Investasi kita relatif bagus jika
              dibandingkan dengan negara-negara lain, tapi pertumbuhan turun. Jadi, yang harus diperbaiki
              bukan  semata-mata  perundang-undangan,  melainkan  membereskan  masalah  korupsi  yang
              membuat  birokrasi  tak  efisien.  Itu  semua  perlu  pengkajian  yang  komprehensif,  tidak  bisa
              terburu-buru, apalagi dalam kondisi pandemi seperti ini.

              Di samping omnibus law, masih banyak masalah ekonomi jangka pendek yang harus dibereskan
              dalam kaitan menghadapi krisis pandemi. Misalnya, penyaluran bantuan untuk golongan bawah,

                                                           673
   669   670   671   672   673   674   675   676   677   678   679