Page 677 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 677

NGOTOT SAHKAN RUU CIPTA KERJA, PEMERINTAH DAN DPR TAK PEKA TERHADAP
              PENDERITAAN RAKYAT

              Rencana pengesahan  Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja  pada Kamis
              8  Oktober  nanti  diprotes  organisasi  gerakan  rakyat  yang  tergabung  dalam  Gerakan  Buruh
              Bersama Rakyat (Gebrak) dan Aliansi-aliansi Daerah. Mereka menilai sikap pemerintah dan DPR
              yang  ngotot  untuk  meloloskan  beleid  kontroversial  dalam  Omnibus  Law  tersebut  semakin
              membuktikan bahwa pemerintah dan  DPR  hari ini adalah penghamba kaum modal.

              "Tidak peka terhadap penderitaan kaum buruh, petani, nelayan, masyarakat adat dan rakyat
              kecil lainnya akibat dampak pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi yang tengah berlangsung,"
              ujar  Perwakilan  Gebrak  yang  juga  sebagai  Ketua  Umum  Konfederasi  Kongres  Aliansi  Buruh
              Indonesia (KASBI) Nining Elitos dalam keterangan tertulis, Senin (5/10/2020).

              (Lihat Juga Foto  :  Dukung Warisan Budaya, MNC Bank Peringati Hari Batik Nasional  ).

              Dengan  Omnibus Law  , pemerintah dan DPR juga dinilai dengan sengaja menumbalkan nasib
              mayoritas kaum rakyatnya demi kepentingan oligarki dan kaum pemodal. "Sejak awal Omnibus
              Law dicetuskan Pemerintah, GEBRAK dan Aliansi-aliansi Daerah telah menyatakan sikap tegas
              untuk  menolak  Omnibus  Law  secara  keseluruhan,  bukan  hanya  kluster  Ketenagakerjaan,"
              tuturnya.

              Mereka menilai pembahasan Omnibus Law dilakukan secara diam-diam dan kucing-kucingan.
              Keterbukaan informasi soal pembahasan dianggap sangat terbatas, sementara penolakan yang
              datang dari berbagai pihak tidak didengar dan dindahkan.

              "Bahkan informasi terkini bahwa Omnibus Law akan segera disahkan dalam beberapa hari ke
              depan sebelum Sidang Paripurna Penutupan Masa Sidang VI yang terjadwal 8 Oktober nanti,"
              ungkapnya.

              Mereka menyatakan keterbatasan informasi publik atas agenda pembahasan itu tercermin dalam
              ketiba-tibaan dilangsungkannya Sidang Pengambilan Keputusan Tingkat 1 pada Sabtu 3 Oktober
              2020  malam.  "Dalam  sidang  ini,  fraksi-fraksi  diberikan  kesempatan  untuk  menyampaikan
              pandagan umum di mana menghasilkan suara, sembilan dari pandangan mini fraksi tujuh di
              antaranya menyetujui Omnibus Law RUU Cipta Kerja sementara dua lainnya yakni Fraksi Partai
              Demokrat dan Fraksi PKS yang menyatakan menolak," imbuhnya.

              Rapat kerja Badan Legislasi (Baleg) DPR itu dihadiri juga oleh Menko Perekonomian  Airlangga
              Hartarto  , yang menyampaikan pendapat mewakili pemerintah. "Yang menunjukkan sudah tidak
              ada  lagi  keragu-raguan  untuk  tidak  mengesahkan  dan  mengundangkannya  dalam  sidang
              pengambilan keputusan tingkat 2, paripurna," tuturnya.

              (zik).
















                                                           676
   672   673   674   675   676   677   678   679   680   681   682