Page 697 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 697

Umum Lembaga Pemantau Penanganan Covid19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Arief Poyuono
              mengatakan, pengesahan RUU Ciptaker dalam pengambilan keputusan tingkat satu di Baleg DPR
              di  tengah  pandemi  Covid-19  merupakan  kerja  keras  pemerintah,  parlemen  dan  seluruh
              stakeholder di negeri ini.



              RESPONS ARIEF POYUONO SOAL RUU CIPTAKER DAN RENCANA MOGOK NASIONAL
              BURUH

              Badan Legislasi (Baleg) DPR memutuskan membawa Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja
              dalam pengambilan keputusan tingkat dua di Rapat Paripurna DPR dalam waktu dekat. Ketua
              Umum Lembaga Pemantau Penanganan Covid19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Arief Poyuono
              mengatakan, pengesahan RUU Ciptaker dalam pengambilan keputusan tingkat satu di Baleg DPR
              di  tengah  pandemi  Covid-19  merupakan  kerja  keras  pemerintah,  parlemen  dan  seluruh
              stakeholder di negeri ini.
              "Walau dalam proses legislasi RUU Ciptaker ada beberapa pihak yang merasa dirugikan, namun
              ya itulah proses politik yang terjadi di setiap negara juga," kata Arief, Senin (5/10).

              Arief mengingatkan bahwa setiap UU dibuat memang tidak selalu akan menciptakan sebuah
              keseimbangan dan kepuasan bagi sebagian kecil masyarakat.

              "Di mana pun yang namanya UU adalah sebuah produk politik. Karena itu apa pun hasilnya harus
              diterima semua pihak," ungkapnya.

              Menurut Arief, jika merasa tidak puas, masih ada jalur konstitusi yang disediakan dalam sistem
              negara, melalui proses judicial review di Mahkamah Konstitusi untuk menguji pasal-pasal dalam
              UU Ciptaker nanti. Apakah ada pelanggaran terhadap UUD 1945 dalam penerapanya. Arief juga
              merespons terkait rencana mogok nasional buruh 6-8 Oktober 2020.

              "Mau  mogok  bagaimana,  wong  memang  sudah  mogok  otomatis,  karena  banyak  buruh  dan
              pekerja yang dirumahkan akibat dampak pemberlakuan PSBB ketat seperti yang dilakukan Anies
              Baswedan," jelas Arief.

              Selain itu, kata dia, para pekerja BUMN juga banyak yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK)
              serta bekerja dari rumah selama PSBB.

              "Malah ada 14 BUMN yang karyawannya sudah nonaktif bekerja serta akan dibubarkan sama
              Erick Thohir (Menteri BUMN), serta belum diselesaikannya hak-hak para pekerjaannya," katanya.
              Arief menuturkan dengan adanya Covid-19 sebenarnya sudah terjadi mogok nasional secara
              otomatis.

              "Ini di mana-mana ya, juga di semua negara di dunia," tegasnya.

              Kembali  ke  RUU  Cipta  Kerja,  Arief  mengatakan  itu  memang  bukan  untuk  mengatasi  resesi
              ekonomi yang terjadi saat ini akibat dampak Covid-19. Apalagi, resesi ekonomi sifatnya seasonal
              alias musiman, dan tidak akan terjadi berlarut-larut di sebuah perekonomian negara.

              "Nah untuk resesi ekonomi yang terjadi di Indonesia juga bukan masuk resesi gawat darurat ya.
              Karena ada progres pertumbuhan ekonomi dari Kuartal II-2020 yang -5,32, dan di Kuartal III-
              2020 bertumbuh kok walau masih dalam kategori minus," papar Arief.

              Dia mengatakan bahwa RUU Ciptaker digunakan karena pascapandemi Covid-19, semua negara
              berlomba-lomba  meningkatkan  pertumbuhan  ekonomi  dan  penciptaan  lapangan  kerja  baru.
              Menurutnya,  hal  ini  akibat  kerusakan  sistem  ekonomi  yang  terjadi  di  Indonesia  dan  negara
              lainnya akibat dampak Covid-19.
                                                           696
   692   693   694   695   696   697   698   699   700   701   702