Page 203 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2021
P. 203

LINDUNGI PRT, KEMNAKER TERBITKAN PERMENAKER NOMOR 2 TAHUN 2015

              Suara.com - Demi memberikan pelindungan terhadap pekerja rumah tangga (PRT), Kementerian
              Ketenagakerjaan ( Kemnaker ) menerbitkan regulasi Permenaker Nomor 2 Tahun 2015 tentang
              Perlindungan PRT. Pemerintah juga telah membuat regulasi yang mengatur tentang perjanjian
              kerja, kewajiban PRT, pemberi kerja, jam kerja, libur seminggu sekali, hak cuti 12 hari per tahun,
              THR, jaminan sosial dan kesehatan, kondisi kerja yang layak serta batas usia minimum PRT.

              "Perlindungan PRT tidak akan terwujud tanpa sinergi dari semua pihak. Perlindungan PRT tidak
              hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga tugas kita semua, termasuk lingkungan dimana
              PRT tersebut bekerja," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, saat menjadi
              keynote  speech  Webinar  "Gerakan  Ibu  Bangsa  Perlindungan  Pekerja  Rumah  Tangga"  dan
              Launching Jamsostek untuk PRT yang digagas oleh Kowani, Rabu (3/11/2021).

              Permenaker ini juga melakukan pengaturan terhadap Lembaga Penyalur Pekerja Rumah Tangga
              (LPPRT), mulai dari permasalahan izin usaha hingga terkait pembinaan dan pengawasan.
              Menurut Ida, pekerjaan rumah tangga sendiri merupakan salah satu dari jenis pekerjaan sektor
              informal  di  Indonesia.  Salah  satu  kelemahan  utama  sektor  informal  adalah  masih  lemahnya
              pelindungan terhadap pekerja dalam berbagai aspek. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab
              pekerjaan sebagai PRT masih penuh dengan kerentanan dan risiko yang merugikan PRT sebagai
              pekerja.

              "PRT yang wilayah kerjanya domestik dan swasta termasuk rentan terhadap diskriminasi seperti
              pelecehan  profesi,  eksploitasi,  kekerasan  baik  secara  ekonomi,  fisik  maupun  psikologi  dalam
              bentuk intimidasi," ucap Menaker Ida. Ia mengungkapkan, sulitnya pengawasan menyebabkan
              banyak PRT yang terlibat kasus hukum dalam hal ketenagakerjaan ataupun pidana seringkali
              berada pada posisi yang lemah.

              "Semua hal ini adalah tantangan untuk memberikan pelindungan terhadap PRT yang harus terus
              kita perbaiki," katanya. Data International Labour Organization (ILO) tahun 2015 menunjukkan,
              jumlah PRT di Indonesia diperkirakan sekitar 4,2 juta orang, yang semakin meningkat hingga
              saat ini. Untuk level internasional, ILO memperkirakan jumlah PRT di seluruh dunia ada sekitar
              67,1 juta orang dan 11,5 juta, atau 17,2% di antaranya merupakan PRT migran.

              "Untuk Indonesia, diperkirakan sekitar 60-70 persen dari total 9 juta PMI adalah perempuan
              yang bekerja sebagai PRT di luar negeri," lanjut Menaker Ida.

              Ia  sangat  mengapresiasi  Kowani,  yang  dari  tahun  ke  tahun  terus  konsisten  dalam
              memperjuangkan pelindungan dan peningkatan kesejahteraan bagi PRT, yang mayoritas adalah
              perempuan.Ini  merupakan  suatu  bentuk  solidaritas  sebagai  kaum  perempuan  untuk
              mensejahterakan sesama sekaligus menunjukkan bahwa "women support women" adalah benar
              adanya.

              "Tentunya  ini  sangat  positif,  launching  Jamsostek  bagi  PRT.  Kita  semua  tahu  bahwa  data
              menunjukkan, jumlah PRT yang sudah ter-cover oleh jaminan sosial, baik kesehatan ataupun
              ketenagakerjaan masih sangat minim," ucapnya.


              Ia  menambahkan  manfaat  yang  bisa  diperoleh  dari  program  ini  sangatlah  besar,  baik  bagi
              pekerja ataupun pemberi kerja. Regulasi yang ada, mulai dari UU SJSN Nomor 40 tahun 2004,
              Perpres 109 tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Jaminan Sosial hingga Permenaker
              nomor 2 tahun 2015 tentang pelindungan PRT sudah mengisyaratkan bahwa PRT juga wajib
              diikutkan dalam program jaminan sosial. "Saya berharap, semoga program ini bisa memperluas
              cakupan jaminan sosial khususnya ketenagakerjaan bagi para PRT di Indonesia," kata Menaker
              Ida.

                                                           202
   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208