Page 82 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2021
P. 82

Bayangkan dengan keluarganya, maka total jumlah buruh dan keluarganya mendekati angka
              200-an juta orang.
              Said  Iqbal  lantas  mengungkap  pertanyaannya  sekarang  apakah  seluruh  perusahaan  mampu
              membayar 200-an juta orang atau setidak-tidaknya 130-an juta buruh untuk mengikuti vaksin
              gotong royong? Apabila harga vaksin gotong royong 800-an ribu dikalikan 130-an juta buruh,
              maka dana yang harus disediakan mencapai Rp104 triliun.

              Begitu pula secara individu, tidak semua warga negara mempunyai kemampuan bayar secara
              mandiri.

              "Jadi ini hanya proyek lip service yang hanya manis di retorika atau pemanis bibir tetapi sulit
              diimplementasikan di tingkat pelaksanaan. Ujung-ujungnya vaksin gotong royong hanya akan
              membebani buruh dari sisi pembiayaan," kata dia.

              Ketiga, lanjut Said Iqbal, di tengah ledakan PHK, pengurangan upah buruh, dan resesi ekonomi
              yang saat ini masih mengancam karena pertumbuhan ekonomi masih negatif; rasanya tidak
              mungkin  memberikan  tambahan  beban  biaya  kepada  perusahaan  untuk  menyelenggarakan
              vaksinisasi gotong royong tersebut.

              Dia  meyakini  pasti  biaya  vaksin  gotong  rotong  akan  memberatkan  perusahaan  dan  pada
              gilirannya nanti justru akan menekan kesejahteraan buruh. Apalagi kalau setiap warga negara
              membayar vaksin secara pribadi.

              Hal  lain,  mengingat  jenis  vaksin  yang  digunakan  berbeda  dengan  vaksin  yang  selama  ini
              diberikan secara gratis oleh pemerintah, Said Iqbal mengingatkan agar buruh tidak dijadikan uji
              coba vaksin. Dengan kata lain, harus dipastikan vaksin yang digunakan halal dan aman.

              "Intinya, KSPI mengharapkan kepada pemerintah agar pemberian vaksin untuk buruh dan setiap
              warga negara digratiskan," tegasnya. Bilamana pemerintah membutuhkan anggaran tambahan
              untuk menyelenggarakan vaksin gotong royong ini, sebaiknya pemerintah menaikkan sedikit dan
              wajar nilai pajak badan perusahaan (PPH 25) dan mengambil sebagian anggaran Kesehatan
              yang  dalam  UU  Kesehatan  besarnya  adalah  5%  dari  APBN  dengan  cara  melakukan  efisiensi
              birokrasi di bidang kesehatan," kata Said Iqbal.

              "KSPI setuju dengan vaksin gotong royong, tetapi biaya ditanggung pemerintah. Begitupula,
              tidak diperlukan program vaksin individu dengan biaya sendiri. Karena sesuai dengan perintah
              konstitusi  sebagaimana diatur  dalam  UUD  1945,  UU  Kesehatan,  dan  UU  Karantina; program
              vaksinisasi Covid-19 ini adalah tanggungjawab negara," tandasnya.

























                                                           81
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87