Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 SEPTEMBER 2020
P. 50

"Target perolehan iuran PPU Badan Usaha dalam rencana kerja 2020 senilai Rp31 triliun tidak
              akan tercapai," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (10/9).
              Seperti diketahui, BPJS Kesehatan mencatat terdapat 1,03 juta peserta yang turun kelas pada
              Desember 2019. Artinya, pada Desember 2019 BPJS Kesehatan kehilangan pendapatan iuran
              Rp33,84 miliar.

              Berdasarkan  catatan  Bisnis,  tren  penurunan  kelas  kepesertaan  JKN  sebelumnya  terjadi  saat
              pemerintah  mengumumkan  penyesuaian  iuran  BPJS  Kesehatan  pada  akhir  2019  dan
              kebijakannya berlaku pada 2020. Hal tersebut menyebabkan 2,3 juta peserta memilih untuk
              turun kelas pada Desember 2019-Mei 2020, sehingga perolehan iuran BPJS Kesehatan berkurang
              Rp 126,9 miliar.

              Perhitungan  itu  pun  belum  mempertimbangkan  peserta  yang  menonaktifkan  status
              kepesertaannya atau menunggak iuran, sehingga terdapat kemungkinan kehilangan pendapatan
              iuran lebih besar.
              Beberapa alasan yang membuat penurunan kelas dan kepesertaan berlanjut pada tahun ini.
              Pertama,  menurunnya  penghasilan  sektor  bisnis  akan  membuat  perusahaan-perusahaan
              kesulitan  membayar  iuran  karyawannya.  Ditambah,  gelombang  pemutusan  hubungan  kerja
              (PHK)  pun  berpotensi  mengurangi  jumlah  peserta  PPU  sehingga  perolehan  iurannya  dapat
              menurun.

              Kedua,  menurunnya  daya  beli  masyarakat  akan  berpotensi  membuat  para  peserta  mandiri
              kesulitan membayar iuran. Menurut Timboel, kesulitan membayar iuran dapat berimbas pada
              peningkatan tunggakan iuran atau banyak peserta yang turun kelas.

              "terlebih,  penurunan  penghasilan  pekerja  informal  saat  PSBB  berlaku.  Kondisi  tersebut
              menurutnya  perlu  menjadi  perhatian  pemerintah  agar  para  peserta  JKN  tetap  memperoleh
              perlindungan dan perolehan iuran BPJS Kesehatan tetap terjaga.
              Berdasarkan data Buku Statistik JKN, pada 2018 terdapat 17,16 juta peserta BPJS Kesehatan di
              daerah khusus tersebut.

              Jumlah peserta di Jakarta mencakup 8,25% dari total peserta JKN pada 2018 sebanyak 208,05
              juta. Menurut Timboel, dalam kondisi ini pemerintah harus memastikan pendapatan iuran BPJS
              Kesehatan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) terjaga. Dana tersebut diperoleh
              dari iuran segmen peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan PPU Pegawai Negeri.

              Pemerintah  pun,  menurutnya,  perlu  memastikan  agar  bantuan  iuran  yang  diberikan  kepada
              peserta PBI tepat sasaran.

              Risiko  penurunan  perolehan  iuran  program  JKN  pun  menjadi  kekhawatiran  Anggota  Dewan
              Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Asih Eka Putri. Asih yang merupakan wakil kalangan ahli ini
              menyebut  perhitungan  iuran  peserta  PPU  menggunakan  mekanisme  persentase  yakni  5%
              terhadap total, tetapi terdapat batas maksimal gaji yang diperhitungkan sebesar Rp12 juta.

              Menurutnya, batas atas tersebut harus ditingkatkan agar menghilangkan sisi regresif, padahal
              penyelenggaraan JKN harusnya bersifat gotong royong.

              "Pagu yang ada sekarang ini memang masih rendah, tadinya Rp7 juta, Rp8 juta, sekarang Rp
              12 juta," ujar Asih belum lama ini.
              Dia mencontohkan bahwa seseorang yang memiliki gaji Rp50 juta akan diperhitungkan gajinya
              menjadi Rp 12 juta, sesuai batas atas. Maka besaran iuran yang dibebankan kepada peserta itu
              adalah 5% dari Rpl2 juta atau Rp600.000, sekitar 1,2% dari total gaji peserta tersebut.

                                                           49
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55