Page 149 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 NOVEMBER 2020
P. 149

PDIP MINTA PEMERINTAH PERTIMBANGKAN TAMBAH KUOTA PENERIMA KARTU
              PRAKERJA

              - Politikus PDI Perjuangan Muchamad Nabil Haroen meminta pemerintah mengkaji manfaat dari
              Program Kartu Prakerja. Hal itu perlu dilakukan mengingat tingginya animo masyarakat yang
              melamar Program Kartu Prakerja.

              Berdasarkan data Komite Cipta Kerja, hingga Oktober lalu, ada 40 juta orang yang melamar
              program Kartu Prakerja. Sampai hari ini, program ini sudah menjangkau 5,6 juta orang.

              Mengingat tinggi minat masyarakat, Komite Cipta Kerja membuka gelombang tambahan atau
              yang ke-11. Sejak dibuka pada 2 November 2020, jumlah orang yang melamar sudah mencapai
              400.000 orang.

              Tingginya  animo  masyarakat  yang  melamar  program  Kartu  Prakerja  ini  diduga  karena
              meningkatnya jumlah pengangguran akibat pandemi Covid-19. Nabil pun meminta pemerintah
              memperhatikan fenomena itu.

              "Perlu riset lagi, seberapa besar dampak peserta pelatihan terhadap kemampuan yang mereka
              dapatkan dan efek bagi pekerjaan dan produktivitas. Jangan sampai, orang ikut hanya karena
              ingin mencairkan bantuan. Harus ada kajian terkait manfaat program ini," kata  Nabil, Kamis
              (5/11/2020).

              Anggota Komisi IX DPR RI ini menjelaskan, program Kartu Prakerja menelan anggaran sebesar
              Rp20  triliun.  Rinciannya,  Rp5,6  triliun  untuk  biaya  pelatihan,  insentif  Rp13,45  triliun,  survei
              Rp840 miliar, dan Project Management Office (PMO) sebesar Rp100 juta.

              Setiap peserta juga akan mendapatkan uang sebesar Rp3,55 juta. Rinciannya, Rp1 juta untuk
              pelatihan,  insentif  penuntasan  latihan  Rp600.000  selama  empat  bulan,  dan  insentif  survei
              sebesar Rp150.000.

              Berdasarkan  data  Komite  Cipta  Kerja,  peserta  menggunakan  insentif  untuk  membeli  bahan
              pangan, listrik, modal usaha, bensin, serta pulsa dan kuota internet.

              Nabil  mengingatkan  program  ini  untuk  meningkatkan  kemampuan  seraya  memberikan
              tunjangan modal. Dia berharap para peserta menggunakan dana bantuan untuk sektor yang
              produktif, bukan konsumtif.

              "Jika anggaran terserap untuk konsumtif meski karena pandemi, program ini harus dikaji lagi
              dampaknya strategisnya. Jangan sampai mubazir. Anggaran besar, tapi dampak produktifnya
              tidak sebanding," jelas Nabil.















                                                           148
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154