Page 143 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 143

BEGINI CARA KEPALA BP2MI DAN MENDAGRI CEGAH PENEMPATAN PMI
              NONPROSEDURAL
               JAKARTA - Masih maraknya penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara nonprosedural,
              mendorong  Badan  Pelindungan  Pekerja  Migran Indonesia  (BP2MI)  untuk  terus  berkoordinasi
              dengan Kementerian/Lembaga terkait, utamanya seluruh jajaran pemerintah daerah.

              "Adanya UU Nomor 18 tahun 2017 yang menggantikan UU no 39 tahun 2004, telah berdampak
              pada  terjadinya  perubahan  tata  kelola  Pelindungan  dan  Penempatan  PMI.  Dimana  pada  UU
              sebelumnya, pemerintah daerah sama sekali tidak terlibat dalam tata kelola penempatan dan
              pelindungan PMI," kata Kepala BP2MI, Benny Rhamdani saat bertemu Menteri Dalam Negeri
              (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian di Jakarta, Kamis (1/10).

              Dalam UU 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, lanjut Benny, telah
              memberikan kewenangan kepada Pemerintah daerah, baik Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota
              dan Desa, yang diamanatkan pada pasal 40, 41, dan 42.
              Benny menjelaskan, namun dalam kenyataannya, masih banyak Pemerintah Daerah yang belum
              memahami mandat dari UU No 18 tahun 2017 tersebut. Adapun beberapa hal yang perlu segera
              dilakukan  oleh  Pemerintah  Daerah  adalah:  Pertama,  memfasilitasi  pendidikan  dan  pelatihan
              melalui BLKLN yang berkualitas, hal ini untuk mendukung kebijakan pembebasan biaya pelatihan
              bagi calon PMI.

              Kedua,  memfasilitasi  berdirinya  LTSA  (Layanan  Terpadu  Satu  Atap)  yang  merupakan  sentra
              pelayanan  bagi  PMI  yang  terdiri  dari  beberapa  unsur  instansi  terkait,  seperti  :  Imigrasi,
              Kepolisian, Dukcapil, Dinas Ketenagakerjaan, BPJS dan BP2MI.

              Ketiga, mengawasi kualitas LPK (swasta) di daerah, sehingga akan menghasilkan calon PMI yang
              mempunyai  kompetensi.  Keempat,  melakukan  edukasi  dan  sosialisasi  bagi  calon  PMI  di
              daerahnya. Kelima, melakukan pemberdayaan bagi PMI yang telah selesai bekerja di negara
              penempatan. Keenam, pembentukan Peraturan Daerah yang mendukung pelindungan terhadap
              PMI.

              "Apabila tidak terdapat penguatan peran Pemerintah Kabupaten/Kota/Desa dalam pelaksanaan
              tata kelola penempatan dan pelindungan PMI, maka akan semakin banyak lagi pengiriman PMI
              secara nonprosedural dengan kualitas kompetensi yang rendah, sehingga akan menimbulkan
              kasus-kasus PMI di negara-negara tujuan penempatan," papar Benny.

              Untuk  mencegah  pengiriman  PMI  secara  ilegal  ini,  BP2MI  juga  telah  membentuk  Satgas
              Pemberantasan Sindikat pengiriman PMI secara ilegal yang diluncurkan pada Hari Kemerdekaan
              RI tanggal 17 Agustus 2020 lalu. "Dalam memberantas sindikat pengiriman PMI secara ilegal ini
              membutuhkan  kerja-kerja  kolaborasi,  serta  dukungan  dari  seluruh  stakeholder  termasuk
              pemerintah daerah. Di samping itu, BP2MI juga akan segera memetakan daerah yang menjadi
              kantong-kantong PMI, pola perekrutan dan pola pengiriman PMI secara ilegal ke negara-negara
              tujuan penempatan," ujar Benny.
              Mendagri,  Muhammad  Tito  Karnavian  mendukung  penuh  upaya  BP2MI  untuk  bersinergi  dan
              memberantas  sindikat  pengiriman  PMI  secara  ilegal,  yang  akan  dituangkan  ke  dalam  MoU
              (Memorandum of Understanding) antara BP2MI dan Kementerian Dalam Negeri. "Dengan kerja
              sama yang erat antara BP2MI dengan pemerintah daerah ke depannya, diharapkan PMI dan
              keluarganya  dapat  terlindungi  secara  maksimal.  Utamanya,  mereka  dapat  meningkatkan
              kesejahteraan bagi dirinya dan keluarga, serta berkontribusi pada bangsa dan Negara," tutup
              Tito.

              (fri/jpnn) Yuk, Simak Juga Video ini!


                                                           142
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148