Page 158 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 158

Menteri  Koordinator  Perekonomian,  Airlangga  Hartarto,  saat  memberi  keterangan  dengan
              beberapa menteri di Jakarta, Rabu (7/10), mengatakan salah satu isu yang memicu kemarahan
              para pekerja adalah informasi mengenai penghapusan upah minimun dalam UU tersebut.

              "Saya  tegaskan  kalau  upah  minimum  tidak  dihapuskan,  tapi  tetap  mempertimbangkan
              pertumbuhan ekonomi dan inflasi, dan (gaji) yang diterima itu tidak akan turun," kata Airlangga
              dalam konferensi pers virtual.

              Selain itu, kepastian pesangon juga tetap dibayarkan terdapat di dalam UU. Selain itu dalam
              pemutusan hubungan kerja, pekerja akan mendapatkan pelatihan dan akses menuju pekerjaan
              yang baru.

              "Apabila  terjadi  pemutusan  hubungan  kerja,  ada  manfaat  berupa  peningkatan  kompetensi
              ataupun serta diberikan akses kepada pekerjaan yang baru," jelasnya.

              Untuk pembagian waktu kerja serta istirahat, dia mengatakan tak ada perubahan. Secara rinci,
              aturan yang dimuat dalam Pasal 77 itu, mencakup fleksibilitas atas kondisi tertentu. Pengusaha
              juga wajib memberikan cuti dan waktu istirahat, serta waktu ibadah. "Terkait dengan cuti, baik
              itu untuk melahirkan, menyusui, dan, tetap sesuai Undang-Undang, tidak dihapus," katanya.

              Begitu pun dengan pekerja akan mendapatkan jaminan perlindungan upah dan kesejahteraan,
              sedangkan untuk tenaga kerja asing tentu yang diatur adalah untuk beberapa kasus tertentu.

              Lebih lanjut, Menko mengatakan aturan baru itu juga memberi perlindungan bagi Usaha Mikro
              Kecil  dan  Menengah  (UMKM)  sehingga  berdampak  signifikan  bagi  pertumbuhan  ekonomi
              nasional.

              Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi UMKM, Teten Masduki, mengungkapkan bahwa
              99 persen pelaku usaha di Tanah Air merupakan sektor UMKM yang menyerap 97 persen tenaga
              kerja. "Dengan UU Cipta Kerja kemampuan UMKM menyerap tenaga kerja semakin besar. Ini
              akan memperkuat UMKM dan koperasi di Indonesia," tegas Teten.

              Berkaitan  dengan  perizinan,  selama  ini,  kata  Teten,  UMKM  disamakan dengan  pelaku  usaha
              besar sekarang dipermudah untuk pendaftaran saja. Selain itu, juga diberi kemudahan untuk
              membangun kemitraan dengan perusahaan besar terutama dalam suplai bahan baku.

              Dalam hal fasilitas, UMKM akan diberi insentif fiskal untuk pengembangan dan pemberdayaan,
              melalui penyiapan dana alokasi khusus, fasilitas layanan hukum karena banyak saat bermitra
              sehingga harus dibantu. Mereka juga diprioritaskan sebagai untuk pengadaan belanja barang
              dan jasa pemerintah. n.

























                                                           157
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163