Page 435 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 435

4. PB PMII merasa UU Cipta Kerja tidak menjamin kepastian hukum dan menjauhkan dari cita-
              cita  reformasi  regulasi.  Sebab,  pemerintah  dan  DPR  berkilah  bahwa  RUU  Cipta  Kerja  akan
              memangkas  banyak  aturan  yang  dinilai  over  regulated  .  Namun,  faktanya  akan  banyak
              pendelegasian pengaturan lebih lanjut pada peraturan pemerintah seperti Peraturan Pemerintah
              (PP) yang justru dikhawatirkan akan memakan waktu lama, menghambat pelaksanaan kegiatan
              yang ada di dalam UU Cipta Kerja.

              5.  DPR  dan  pemerintah  tidak  pro  terhadap  rakyat  kecil  khsusunya  buruh,  sebab  terdapat
              beberapa pasal-pasal bermasalah dan kontroversial yang ada di dalam Bab IV Ketenagakerjaan
              UU Cipta Kerja, yakni Pasal 59 terkait kontrak tanpa batas; Pasal 79 hari libur dipangkas; Pasal
              88 mengubah terkait pengupahan pekerja; Pasal 91 aturan mengenai sanksi bagi pengusaha
              yang tidak membayarkan upah sesuai ketentuan dihapus lewat UU Cipta Kerja; Pasal 169 UU
              Cipta Kerja menghapus hak pekerja atau buruh mengajukan permohonan pemutusan hubungan
              kerja (PHK), jika merasa dirugikan oleh perusahaan;.

              6.  PB  PMII  merasa  miris  DPR  dan  pemerintah akan  memperkecil  kemungkinan  pekerja  WNI
              untuk  bekerja  karena  UU  Cipta  Kerja  mengapus  kewajiban  menaati  ketentuan  jabatan  dan
              kompetensi bagi para Tenaga Kerja Asing (TKA). Dengan disahkannya UU Cipta Kerja, TKA akan
              lebih mudah masuk karena perusahaan yang mensponsori TKA hanya membutuhkan Rencana
              Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), tanpa izin lainnya.

              7. UU Cipta Kerja tidak mencerminkan pemerintahan yang baik (good governance). Sebab, dalam
              pembentukannya  saja  sudah  main  kucing-kucingan  dengan  rakyat,  apalagi  nantinya  saat
              melaksanakan UU Cipta Kerja, bisa jadi rakyat akan di akal-akali dengan UU Cipta Kerja.

              8. PB PMII sangat kecewa UU Cipta Kerja menghilangkan poin keberatan rakyat mengajukan
              gugatan  ke  PTUN  apabila  perusahaan  atau  pejabat  tata  usaha  negara  menerbitkan  izin
              lingkungan tanpa disertai Amdal. Sangat jelas DPR dan pemerintah berpihak pada kepentingan
              korporasi dan oligarki tanpa peduli terhadap kerusakan lingkungan dan kehidupan rakyat. Hal ini
              tentu tidak sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia, yakni mensejahterakan rakyat.

              Dituduh Demo Tolak KAMI Karena Dibayar, PMII Akan Laporkan Gatot Nurmantyo Ke Polisi 9.
              PB  PMII  juga  kecewa  DPR  dan  Pemerintah  mengkapitalisasi  sektor  pendidikan  dengan
              memasukan  aturan  pelaksanaan  perizinan  sektor  pendidikan  melalui  perizinan  berusaha  dan
              diatur lebih lanjut melalui Peraturan Pemerintah. Hal ini termuat dalam Paragraf 12 Pendidikan
              dan Kebudayaan Pasal 65 ayat (1) dan (2) UU Cipta Kerja.

              Berkenaan dengan persoalan tersebut, PB PMII membuka posko pengaduan UU Cipta Kerja di
              Kantor PB PMII Jalan Salemba Tengah No. 57 A untuk rakyat yang ingin menolak dan juga
              merasa dirugikan dengan UU Cipta Kerja.

              EDITOR: DIKI TRIANTO Tag: PMII OMNIBUS LAW RUU CIPTA KERJA .

















                                                           434
   430   431   432   433   434   435   436   437   438   439   440