Page 434 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 434

TOLAK UU CIPTA KERJA, PB PMII: DPR DAN PEMERINTAH HANYA FASILITASI
              KORPORASI DAN OLIGARKI
              Tolak UU Cipta Kerja, PB PMII: DPR Dan Pemerintah Hanya Fasilitasi Korporasi Dan Oligarki
              Laporan: Angga Ulung Tranggana Selasa, 06 Oktober 2020, 21:13 WIB Ilustrasi/Net Pengesahan
              omnibus law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) yang dilakukan oleh DPR
              RI dan pemerintah telah melenceng dari tujuan pemulihan ekonomi yang sebelumnya kerap
              digaungkan.

              Berita terkait Dituduh Demo Tolak KAMI Karena Dibayar, PMII Akan Laporkan Gatot Nurmantyo
              Ke Polisi Anggap Demo Pengganggu KAMI Dibayar, Gatot Nurmantyo Beri Contoh Aksi PMII
              Kesadaran  Palsu  Dan  Budaya  Politik  Kekerasan  "Dengan  adanya  UU  Cipta  Kerja,  DPR  dan
              pemerintah  telah  memfasilitasi  kepentingan  monopoli  ekonomi  korporasi  dan  oligarki  yang
              dilegalkan  UU  tersebut,  bukan  untuk  mendorong  pemulihan  ekonomi  nasional,"  kata  Ketua
              Umum  Pengurus  Besar  Pergerakan  Mahasiswa  Islam  Indonesia  (PB  PMII),  Agus  Mulyono
              Herlambang, Selasa (6/10).

              Atas dasar itu, PB PMII dengan tegas menolak pengesahan RUU sapu jagad tersebut menjadi
              undang-undang. Bahkan pihaknya mengaku tak segan-segan untuk menginstruksikan PMII di
              seluruh Indonesia untuk melakukan aksi penolakan meski di tengah pandemi Covid-19 yang
              masih mengkhawatirkan.

              Hal itu dinilai wajar mengingat sikap wakil rakyat juga abai dengan melakukan pengesahan UU
              Cipta Kerja secara diam-diam dan dadakan. "PB PMII tidak takut untuk menginstruksikan PMII
              Se-Indonesia untuk melaksanakan aksi," lanjutnya.

              Meski secara otomatis akan tetap menjadi UU tanpa tanda tangan presiden sekalipun, ia masih
              berharap Presiden Joko Widodo juga satu napas dengan rakyat yang menolak UU tersebut.

              Agus berpendapat, UU Cipta Kerja tidak mencerminkan pemerintahan yang baik. Sebab dalam
              pembentukannya saja sudah main kucing-kucingan dengan rakyat, hal ini dikhawatirkan akan
              lebih buruk saat melaksanakan UU Cipta Kerja.

              "Tentu, PB PMII akan melakukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi, sebab sebelumnya PB PMII
              pun pernah melakukan uji materi UU MD3 ke MK. Maka, tidak segan-segan PB PMII melakukan
              uji materi UU Cipta Kerja," kata dia.

              Berikut  poin-poin  penolakan  subtansi  PB PMII  terhadap  UU  Cipta  Kerja:  1.  PB PMII  Kecewa
              karena DPR dan pemerintah tidak peka terhadap kesengsaraan rakyat di tengah pandemi Covid-
              19 dan tidak fokus untuk mengurus dan menyelesaikan persoalan Covid-19, justru membuat
              regulasi  yang  merugikan  buruh  dan  rakyat.  Tetapi,  justru  membuat  regulasi  yang
              menguntungkan para investor dan pengusaha.

              2. DPR dan pemerintah telah memfasilitasi kepentingan monopoli ekonomi korporasi dan oligarki
              yang dilegalkan dalam UU Cipta Kerja, dengan dalil mendorong pemulihan ekonomi nasional dan
              membawa Indonesia memasuki era baru perekonomian global untuk mewujudkan masyarakat
              yang makmur, sejahtera, dan berkeadilan.


              3.  Proses  pembentukan  UU  Cipta  Kerja  tidak  partisipatif  dan  eksklusif.  Seharusnya,  proses
              pembuatannya  dilakukan  dengan  para  pekerja  untuk  menyerap  aspirasi  pihak  pekerja  yang
              diatur. Proses pembentukannya melanggar prinsip kedaulatan rakyat sesuai Pasal 1 ayat (2) UUD
              1945  dan  tidak  mencerminkan  asas  keterbukaan  sesuai  Pasal  5  UU  12/2011  tentang
              Pembentukan  Peraturan  Perundang-Undangan.  Terlebih,  pembentukan  dan  pengesahannya
              dilakukan di tengah pandemi Covid-19.



                                                           433
   429   430   431   432   433   434   435   436   437   438   439