Page 482 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 482

yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak tidak lagi dikuasai negara.
              Pada ujungnya berpotensi akan mengakibatkan kenaikan tarif listrik ke masyarakat.
              "Kami sudah berkali-kali menyampaikan kepada pihak-pihak terkait akan dampak buruk yang
              ditimbulkan  jika  omnibus  law  dilakukan.  Tetapi  aspirasi  dan  masukan  yang  kami  sampaikan
              hanya masuk telinga kiri dan keluar telinga tangan. Sebelumnya Para Wakil Rakyat telah berjanji
              akan  menjadikan  putusan  MK  sebagai  pegangan  dalam  penyusunan  UU  Cipta  Kerja,  tapi
              nyatanya dalam pembahasan Subklaster Ketenagalistrikan janji tersebut terlupakan, " tegasnya
              di Jakarta, Selasa (6/10/2020).

              Hal  nyata  dari  omnibus  law  yang  paling  mengancam  sektor  ketenagalistrikan  di  Indonesia
              adalah:    1.  Peran  DPR  yang  dihapuskan  adalah  hak  dalam  konsultansi  Rencana  Umum
              Ketenagalistrikan  Nasional  (RUKN)  yang  mengakibatkan:    a.  Aspirasi  masyarakat  dan  peran
              masyarakat  dalam  pembangunan  ketenagalistrikan  nasional,  tidak  tersalurkan  sehingga
              perencanaan-perancanaan  ketenagalistrikan  berpotensi  hanya  untuk  kepentingan  dan
              keuntungan bagi pihak-pihak tertentu   b.RUKN sangan berperan penting penentuan harga listrik
              karena  terkait  dengan  jenis  energi  primer  yang  digunakan  dalam  pembangkit  tenaga  listrik,
              karena harga listrik ditentukan 70% daribl jenis energi primernya. Oleh karena itu campur tangan
              para wakil tangan dalam kebijakan energi primer menjadi sangat penting dalam Pembahasan
              RUKN. Pada ujungnya tarif listrik akan berdampak juga terhadap ekonomi masyarakat.




















































                                                           481
   477   478   479   480   481   482   483   484   485   486   487