Page 209 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JULI 2021
P. 209

KANTOR BANDEL WFO JAKARTA TERANCAM DICABUT IZIN USAHA

              Jakarta - Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans) DKI Jakarta Andri
              Yansah  mewanti-wanti  agar  perusahaan  tetap  mengikuti  ketentuan  yang  ada  selama
              Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) Darurat untuk menekan penularan
              Covid-19 . Ia menegaskan, pemerintah dapat menjatuhkan sejumlah sanksi apabila perusahaan
              melanggar.  Andri  mengatakan,  ada  tiga  tahap  penjatuhan  sanksi  bagi  perusahaan  yang
              melanggar  ketentuan.  Pertama,  jika  perusahaan  tersebut  melanggar  pertama  kali,  maka
              pihaknya akan menutup kantor selama tiga hari.
              "Untuk kantor yang jelas-jelas melanggar prokes yang sudah kita tetapkan untuk saat ini dalam
              perlakuan PPKM Darurat langsung kita lakukan penutupan sementara selama tiga hari," kata
              Andri kepada wartawan, Selasa (6/7).

              Kemudian, jika kantor atau perusahaan yang ditutup itu kembali melakukan pelanggaran, maka
              Pemerintah Provinsi DKI dapat menjatuhkan denda sebesar Rp50 juta.

              "Kalau setelah saya monitor masih juga bandel dan melanggar ketentuan yang berlaku, kita akan
              merekomendasikan kepada DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu)
              untuk dilakukan pencabutan izin operasional," ujarnya.

              Selama PPKM Darurat, kantor atau perusahaan yang bekerja di sektor esensial atau kritikal dapat
              beroperasi dengan membatasi kapasitas 50 persen. Sementara, untuk sektor-sektor di luar itu
              wajib menerapkan aturan bekerja dari rumah atau work from home 100 persen.

              Andri  mengakui  masih  banyak  perusahaan  atau  kantor  non-esensial  yang  mewajibkan
              karyawannya bekerja dari kantor atau WFO. Ia pun mewanti-wanti agar perusahaan-perusahaan
              itu siap mendapat sanksi tegas.

              "Monggo-monggo saja ya enggak apa-apa, yang penting kita [hukum] tutup yang seperti itu.
              Makanya kita di sini menyampaikan bahwa untuk perkantoran yang tidak masuk esensial dan
              tidak masuk kritikal itu harus WFH 100 persen," jelas Andi.

              "Kalau masih beroperasi kita akan lakukan penutupan sesuai dengan mekanisme yang tadi saya
              sampaikan. Tolong jangan bandel, karena nanti sanksinya keras dan ini yang kita lakukan btul-
              betul untuk menyelamatkan semua," kata dia menambahkan.
              Direktur  Reserse  Kriminal  Umum  Polda  Metro  Jaya,  Kombes  Tubagus  Ade  Hidayat  telah
              menegaskan  pihaknya  akan  menjerat  pidana  apabila  terdapat  perusahaan  yang  terbukti
              melanggar.

              "Kegiatan ini supaya seluruh elemen masyarakat mematuhi, bukan harus ditindak hukum dulu
              tetapi ini ketentuan. Ini tanggung jawab bersama supaya penanggulangan wabah berlangsung
              baik," kata Tubagus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa.

              Dia menerangkan bahwa sidang tersebut akan dilakukan ke kantor-kantor yang tak dikecualikan
              (Sektor  esensial  dan  kritikal),  namun  berkegiatan  secara  tatap  muka  atau  work  from  office
              selama  masa  PPKM  Darurat.  Sanksi  pidana,  kata  dia,  akan  merujuk  pada  Pasal  14  Undang-
              Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular lantaran dinilai menghalang-
              halangi penanggulangan wabah.
              Polisi, kata dia, mencurigai masih terdapat sejumlah perusahaan yang buka selama masa PPKM
              Darurat. Hal itu lantaran masih banyaknya kendaraan yang hendak melintas pos penyekatan di
              sejumlah titik yang disiapkan oleh aparat. (dmi, mjo/kid).

                                                           208
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214