Page 254 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JULI 2021
P. 254

BURUH DIHANTUI ANCAMAN PHK, PEMERINTAH DIMINTA LAKUKAN TINDAKAN
              INI
              Buruh  dihantui  oleh  ancaman  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  di  saat  Pemberlakuan
              Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 3-20 Juli 2021. Pemerintah pun diminta ambil
              tindakan demi mencegah terjadinya PHK.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menurutnya pemerintah dapat
              mengatur waktu operasional pabrik untuk menghindari ledakan PHK, merumahkan karyawan,
              atau memotong gaji karyawan.

              "Kebijakan ini yang ditunggu buruh dan rakyat, bukan ancaman menteri dan sekedar omongan
              tidak boleh ada PHK," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (6/7/2021).


              Persoalan  dilematis  mengenai  kesehatan  dan  ekonomi  atau  ledakan  PHK,  menurutnya  harus
              dirumuskan dalam kebijakan pemerintah yang tepat dan terukur, bukan dengan ancaman atau
              gertakan.

              Menurutnya,  perusahaan  yang  operasional  aktivitasnya  100%  bisa  melaksanakan  kerja  dari
              rumah (work from home/WFH) 100%. Perusahaan yang memungkinkan untuk melakukan itu,
              dijelaskannya seperti industri startup, jasa perdagangan, kantor pusat industri manufaktur, staf
              perkantoran,  dan  industri  manufaktur  lainnya  yang  proses  produksinya  tidak  membutuhkan
              kehadiran buruhnya secara terus-menerus.

              Sedangkan untuk industri manufaktur atau fabrikasi, memang diakuinya tidak mungkin untuk
              melakukan  WFH  100%.  Sebab,  bila  setop  produksi  akan  menyebabkan  perusahaan  harus
              melakukan kebijakan merumahkan karyawan, potong gaji, bahkan bisa berujung PHK.


              Ada  tujuh  hal  yang  dia  sarankan  agar  dilakukan  oleh  pemerintah  dan  pengusaha.  Pertama,
              memberikan masker, obat, dan vitamin gratis kepada buruh (termasuk yang isoman) secara
              masif di seluruh Indonesia.

              Kedua,  klinik,  apotek,  dan  Puskesmas  jaringan  BPJS  Kesehatan  bisa  menerima  pengambilan
              obat, vitamin, dan masker gratis bagi buruh dan keluarga peserta BPJS Kesehatan yang sedang
              isoman.

              "Harus ada pengecualian di tengah pandemi ini. Karena selama ini BPJS tidak menanggung biaya
              isoman tersebut," sebutnya.
              Ketiga, perusahaan yang angka penularan COVID-19 tinggi maka seluruh karyawannya harus
              diliburkan untuk sementara waktu sesuai rekomendasi Disnaker dan Satgas COVID-19, misalnya
              1-5 hari libur total.

              "Keempat, setelah libur sementara selesai, perusahaan wajib menerapkan protokol kesehatan
              COVID-19  dengan  ketat  yang  biayanya  ditanggung  bersama  BPJS  dan  perusahaan  untuk
              pembagian gratis masker, hand sanitizer, vitamin untuk buruh yang sedang bekerja. Sehingga
              dapat dihindari penghentian operasionalnya produksi, dan dapat terhindar PHK," jelasnya.

              Kelima, perusahaan atau pabrik yang angka penularan Coronanya tinggi dapat melakukan masuk
              kerja bergilir. Hal itu diharapkan dapat mengurangi jumlah kerumunan buruh dan mobilitas di
              pabrik. "Sebisa mungkin tidak menghentikan operasional secara total yang dikhawatirkan terjadi
              ledakan PHK," ujarnya.
              Keenam, perusahaan yang tetap operasional tersebut tidak boleh merumahkan buruh dengan
              memotong gaji, apalagi melakukan PHK.



                                                           253
   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259