Page 265 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 265

Ringkasan

              Beberapa  gubernur  menaikkan  upah.  Bagi  pengusaha  ini  memberatkan,  tapi  di  sisi  lain  ini
              berdampak  baik  terhadap  peningkatan  daya  beli.  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida
              Fauziyah  menetapkan  upah  minimum  2021  tidak  naik,  alias  sama  sama  dengan  tahun  ini.
              Kebijakan ini tertuang lewat Surat Edaran Nomor M/11/HK.04/2020 tentang Penetapan Upah
              Minimum Tahun 2021 pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan ditujukan
              kepada seluruh gubernur.



              UMP 2021 NAIK: ANTARA KEKECEWAAN INDUSTRI DAN PENINGKATAN DAYA BELI

              Beberapa  gubernur  menaikkan  upah.  Bagi  pengusaha  ini  memberatkan,  tapi  di  sisi  lain  ini
              berdampak  baik  terhadap  peningkatan  daya  beli.  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida
              Fauziyah  menetapkan  upah  minimum  2021  tidak  naik,  alias  sama  sama  dengan  tahun  ini.
              Kebijakan ini tertuang lewat Surat Edaran Nomor M/11/HK.04/2020 tentang Penetapan Upah
              Minimum Tahun 2021 pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan ditujukan
              kepada seluruh gubernur.

              Tapi tak semua gubernur mematuhi surat ini. Sebagian dari mereka mengambil kebijakan untuk
              menaikkan  upah  minimum.  Gubernur  Jawa  Tengah  Ganjar  Pranowo  misalnya,  memutuskan
              menaikkan  upah  minimum  provinsi  (UMP)  menjadi  Rp1.798.979  atau  naik  3,27  persen  dari
              sebelumnya Rp1.742.015. Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menetapkan UMP
              sebesar Rp4,4 juta bagi perusahaan tidak terkena dampak COVID-19. Angka itu meningkat 3,27
              persen dari UMP 2020.

              Kebijakan serupa dilakukan oleh Sri Sultan. UMP Yogyakarta naik sebesar 3,54 persen menjadi
              Rp1.765.000--tetap yang terendah se-Indonesia.

              Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengaku kecewa terhadap keputusan para gubernur itu.
              Menurutnya  keputusan  tersebut  "tidak  melihat  kondisi  yang  ada."  Menaikkan  standar  upah
              mempersulit  dunia  usaha  yang  dihantam  pandemi,  katanya.  Ujung-ujungnya  akan  semakin
              banyak pemutusan hubungan kerja (PHK).

              Buruh Desak Pemerintah Daerah Tetap Menaikkan Upah Minimum 2021

              Dalam konferensi pers di Kantor Apindo, Senin (2/11/2020), ia mengatakan sebenarnya para
              pengusaha  pun  sulit  menerima  surat  edaran  tersebut,  sebab  semestinya  UMP  turun.  Meski
              demikian,  baik  terhadap  SE  Menaker  atau  keputusan  gubernur,  ia  bilang  "kami  tidak  akan
              melakukan gugatan."

              Wakil  Ketua  Dewan  Pertimbangan  Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Jakarta  Sarman
              Simanjorang mengatakan kenaikan upah bisa memicu kinerja keuangan usaha yang makin buruk
              dan "sangat berpotensi" membuat bangkrut. "Sekarang saya tanya, hotel, resto, kafe di Jateng
              gimana nasibnya? Apakah mereka mampu? Kondisi ini yang bikin enggak kondusif. Kan di depan
              mata kita kelihatan pengusaha menjerit," katanya kepada reporter Tirto, Senin.

              Meningkatkan Daya Beli

              Peneliti  dari  Institute  for  Development  of  Economics  and  Finance  (Indef)  Bhima  Yudhistira
              mengaku  "mendukung  kenaikan  upah  minimum,  minimal  ada  sedikit  di  atas  angka  inflasi
              proyeksi 2021 yang di atas 3 persen." Sebab, di luar faktor politik--menjaga citra tetap baik di
              mata  para  buruh  yang  merupakan  konstituen--  "kalau  UMP  tak  naik  2021  yang  rugi  kepala
              daerah juga karena angka kemiskinan akan naik." Kemiskinan akan naik membuat daya beli
              masyarakat berkurang, padahal tulang punggung ekonomi Indonesia adalah konsumsi rumah

                                                           264
   260   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270