Page 268 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 268

Ringkasan

              Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyatakan salah satu alasan tidak menaikkan upah
              minimum  provinsi  (UMP)  adalah  untuk  mencegah  lebih  banyak  pemutusan  hubungan  kerja
              (PHK). Emil, panggilan Ridwan Kamil menyatakan, UMP Jabar tidak naik menyesuaikan dengan
              Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  M/11/HK.04/X/2020  Tentang  Penetapan  Upah
              Minimum Tahun 2021 Pada Masa Pandemik Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Di sisi lain,
              jumlah industri di Jabar yang terdampak pandemi angkanya tidak sedikit.



              RIDWAN KAMIL TAK NAIKKAN UMP DI JABAR DEMI CEGAH PHK

              Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyatakan salah satu alasan tidak menaikkan upah
              minimum  provinsi  (UMP)  adalah  untuk  mencegah  lebih  banyak  pemutusan  hubungan  kerja
              (PHK). Emil, panggilan Ridwan Kamil menyatakan, UMP Jabar tidak naik menyesuaikan dengan
              Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  M/11/HK.04/X/2020  Tentang  Penetapan  Upah
              Minimum Tahun 2021 Pada Masa Pandemik Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Di sisi lain,
              jumlah industri di Jabar yang terdampak pandemi angkanya tidak sedikit.

              Menurut dia, kondisi di Jabar saat ini ada sekitar dua ribu perusahaan yang terdampak Covid-
              19.  Dari  jumlah  tersebut,  hampir  500  perusahaan  di  antaranya  melakukan  PHK  terhadap
              karyawannya.

              "Sektor  yang  paling  parah  manufaktur  dan  jasa.  Karena  jumlah  industri  paling  banyak  se-
              Indonesia raya dan sektornya paling terdampak sehingga jumlah PHK-nya juga paling banyak.
              Itulah kenapa UMP Jabar tidak dinaikkan, mengikuti surat edaran dari kementerian dan tenaga
              kerja," ujarnya di Bandung, Senin (2/11).

              Emil mengatakan jika Jabar tetap menaikkan UMP pada tahun depan, ia khawatir akan terjadi
              gelombang PHK susulan.

              "Jadi kalau upah dinaikkan, kami khawatir perusahaan akan mem-PHK lagi dan yang dirugikan
              kan  buruh  juga.  Jadi  saya  mohon  pemahaman  dan  pengertiannya,  mari  dukung  pemulihan
              ekonomi supaya tahun depan kita bisa mengkompensasi kekurangan tidak ada kenaikan saat
              ekonomi sudah pulih lagi," ucapnya.

              Mantan wali kota Bandung ini mengaku paham bahwa keputusan tersebut tidak bisa memuaskan
              semua pihak.

              "Dalam hal ini perlu kejernihan berpikir bahwa tidak ada keputusan yang memuaskan semua
              pihak tapi tidak ada sedikitpun niat pemerintah untuk menyengsarakan rakyatnya. Semata-mata
              ini  mencegah  kemudaratan  karena  jumlah  yang  di-PHK  sudah  lebih  dari  500  perusahaan,"
              bebernya.

              Menurut Emil, kondisi di Jabar berbeda dengan beberapa provinsi tetangga seperti DKI Jakarta,
              Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur yang berani menaikkan UMP meski angkanya
              tidak besar.

              "Jangan dibandingkan dengan provinsi lain yang industrinya sedikit dibanding Jabar," katanya.

              Sebagai informasi, UMP Jabar pada 2021 ditetapkan sebesar Rp1.810.351,36 atau sama dengan
              besaran UMP 2020. Besaran UMP Jabar 2021 diatur dalam Keputusan Gubernur Jabar Nomor
              561/Kep.722-Yanbangsos/2020 tentang Upah Minimum Provinsi Jawa Barat Tahun 2021.

              Sementara itu, elemen buruh di Bandung, Jawa Barat, mengancam akan melakukan aksi mogok
              serentak buntut tidak ada kenaikan upah minimum.
                                                           267
   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273