Page 310 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 310

Gugatan belum dapat diserahkan kepada MK sebab tidak memenuhi syarat administratif.

              "Gugatan sudah ada, tapi karena belum ada nomor, tentu sesuai mekanisme persidangan di MK,
              dikhawatirkan kami di NO (ditolak karena cacat formil)," jelas Said, kemarin.

              Setelah gagal menyerahkan gugatan ketika unjuk rasa, buruh akhirnya menyerahkan gugatan
              pada Selasa (3/11/2020) ini, seiring telah diundangkannya omnibus law menjadi UU Nomor 11
              Tahun 2020.

              "Pendaftaran gugatan JR (judicial review) UU Cipta Kerja Nomor 11/2020 sudah resmi tadi pagi
              di daftarkan ke MK di bagian penerimaan berkas perkara," ujar Said, Selasa pagi.

              Meski  tidak  mengajukan  judicial  review  saat  unjuk  rasa  kemarin,  perwakilan  buruh  tetap
              menemui perwakilan MK di Gedung MK untuk menyerahkan pernyataan sikap.

              Perwakilan  buruh  menyerahkan  pernyataan  sikap  kepada  Sekretaris  Jenderal  MK,  M  Guntur
              Hamzah.

              Dalam  pernyataan  sikap  tersebut, buruh  meminta  MK tak  hanya  mempertimbangkan  hal-hal
              yang bersifat formal dalam judicial review UU Cipta Kerja nanti.

              "Hal formalistik bisa jadi acuan, tapi konstitusi tidak tertulis dalam hal ini aspirasi masyarakat
              dan hak-hak konstitusional yang merugikan buruh juga harus dipertimbangkan," kata Said.
              Said  mencontohkan,  penghapusan  upah  minimum  sektoral  kabupaten  (UMSK)  secara  formal
              merupakan hal yang dapat diterima.

              Namun, harus dipertimbangkan hak-hak buruh yang dilanggar apabila UMSK dihapuskan.

              "Dengan  hilangnya  UMSK  maka  hak  konstitusional  buruh  yang  bekerja  di  industri  lebih  baik
              hilang. Buruh pabrik kerupuk masak upah minimumnya sama dengan pabrik mobil. Itu namanya
              hak konstitusional dirugikan," jelasnya.

              Pada saat aksi, buruh menyatakan, jika omnibus law tidak dicabut dan upah minimum pada 2021
              tidak ditingkatkan, buruh siap melakukan mogok kerja nasional.

              "Bilamana  pemerintah  tetap  tidak  naikkan  upah  minimum  secara  mayoritas  2021  dan  tidak
              membatalkan  omnibus  law  UU  Cipta  Kerja,  maka  saya  sampaikan  sekeras-kerasnya  serukan
              mogok kerja nasional akan kami lakukan di seluruh Indonesia," ujar Said.

              Mogok kerja ini sendiri dapat berdampak bagi lumpuhnya produksi secara nasional.

              Mogok nasional hanya akan ditempuh apabila upaya konstitusional lain yang telah dilakukan
              tidak membuahkan hasil.
              Upaya awal yang akan dilakukan buruh adalah melakukan perundingan terkait upah di tingkat
              pabrik.

              Apabila selama dua minggu perundingan tak kunjung mencapai kesepakatan, maka ditetapkan
              terjadi deadlock.

              Jika  memang  didapati  deadlock,  maka  pimpinan-pimpinan  di  tingkat  perusahaan  seluruh
              Indonesia, diminta membuat surat pemberitahuan mogok kerja nasional.

              Usai menemui perwakilan MK, buruh memutuskan untuk balik kanan sekitar pukul 15.40 WIB.
              Mereka bubar dengan tertib tanpa bentrokan.

              "Saya akhiri aksi kami hari ini, ikuti aparat keamanan, arahkan pulang," ujar Said Iqbal.
                                                           309
   305   306   307   308   309   310   311   312   313   314   315