Page 435 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 435

Ringkasan

              Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  menilai  keputusan  sejumlah  kepala  daerah  yang
              menaikkan upah minimum provinsi (UMP) atau tidak sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri
              Ketenagakerjaan dapat memicu terjadinya gelombang PHK secara besar-besaran. Ketua Umum
              Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyesalkan keputusan Gubernur
              Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, DKI dan Sulawesi selatan serta kepala daerah lainnya yang tetap
              menaikkan upah minimum 2021 (UMP 2021).



              PENGUSAHA WANTI-WANTI GELOMBANG PHK SAAT UPAH MINIMUM NAIK

              Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  menilai  keputusan  sejumlah  kepala  daerah  yang
              menaikkan upah minimum provinsi (UMP) atau tidak sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri
              Ketenagakerjaan dapat memicu terjadinya gelombang PHK secara besar-besaran. Ketua Umum
              Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyesalkan keputusan Gubernur
              Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, DKI dan Sulawesi selatan serta kepala daerah lainnya yang tetap
              menaikkan upah minimum 2021 (UMP 2021).

              Diskresi yang diambil oleh kepala daerah tersebut tidak sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri
              Ketenagakerjaan Nomor M/11/HK.04/2020 Tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada
              Covid-19. "Dengan penetapan upah minimum yang tidak sesuai dengan SE, bahwa akan semakin
              mempersulit  dunia  usaha  yang  pada  ujungnya  akan  menyebabkan  gelombang  PHK  besar-
              besaran dalam kondisi krisis," kata Hariyadi dilansir dari Antara, Selasa (3/11/2020).

              Hariyadi menjelaskan bahwa penetapan UMP 2021 yang nilainya sama dengan tahun 2020 oleh
              Kemenaker  sudah  tepat  dan  sesuai  dengan  Rekomendasi  dari  Dewan  Pengupahan  Nasional.
              Keputusan tersebut juga mempertimbangkan dengan kondisi setidaknya 10 sektor perusahaan
              yang terpukul akibat pandemi Covid-19.
              Menurut dia, perhitungan tersebut sudah sangat rasional mengingat banyak dunia usaha yang
              bahkan kesulitan untuk membayar upah secara normal dalam situasi pandemi.

              Jika berdasarkan hitungan kondisi normal, besaran UMP justru mengalami penurunan karena
              pertumbuhan ekonomi nasional yang negatif dan inflasi. "Tentunya tidak mungkin kalau kita
              pakai formula yang minus ini, upahnya justru menurun, sehingga direkomendasikan upahnya
              tetap," kata Hariyadi.

              Berdasarkan data analisis dampak Covid-19 terhadap pelaku usaha yang dilakukan oleh BPS,
              tercatat bahwa hampir seluruh sektor mengalami penurunan pendapatan dan kesulitan terkait
              pembayaran upah.

              Dari  data  tersebut,  perusahaan  yang  menghadapi  kendala  keuangan  terkait  pegawai  dan
              operasional sekitar 53,17 persen berasal dari usaha menengah dan besar, serta 62,21 persen
              usaha mikro dan kecil.

              Apindo pada dasarnya sulit menerima SE Menaker tersebut, karena dalam kondisi memburuknya
              situasi ekonomi seperti ini seharusnya UMP diturunkan sehingga kelangsungan bekerja pekerja/
              buruh dapat terjaga. "Dengan berbagai proses dialog dan diskusi, kami berusaha untuk dapat
              memahami keputusan pemerintah, sehingga Pemerintah Pusat menetetapkan UM 2021 sama
              dengan UM 2020," kata Hariyadi.

              Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak surat edaran Menteri Ketenagakerjaan
              yang  menyatakan,  nilai  upah  minimum  2021  sama  dengan  nilai  upah  minimum  2020,  atau
              dengan  kata  lain  tidak  naik.  Bukan  lagi  demo,  namun  KSPI  mengancam  akan  mogok  kerja

                                                           434
   430   431   432   433   434   435   436   437   438   439   440