Page 476 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 476
Dia menjelaskan, subsidi upah ini memang dibagi dalam dua tahap penyaluran. "Penyaluran ini
akan dibagi menjadi dua termin. Termin pertama untuk dua bulan subsidi gaji sebesar Rp
1.200.000. Sedangkan termin kedua Rp 1,2 juta untuk bulan November dan Desember,"
jelasnya.
Berdasarkan data yang dijabarkan oleh Menaker, realisasi penyaluran subsidi gaji termin 1 per
23 Oktober 2020 sudah mencapai 12.129.927 orang pekerja senilai Rp 14,6 triliun. "Kalau
dipersentase sudah mencapai 98,30%," imbuhnya.
Data yang dihimpun Kementerian Tenaga Kerja juga menunjukkan, penyaluran subsidi upah
termin I adalah sebagai berikut:
- Tahap I disalurkan kepada 2.485.687 orang senilai Rp 2.982.824.400.000 atau 99,43%
- Tahap II disalurkan kepada 2.981.531 orang senilai Rp 3.577.838.200.000 atau 99.38%
- Tahap III disalurkan kepada 3.476.120 orang senilai Rp 4.171.344.000.000 atau 99,32%
- Tahap IV disalurkan kepada 2.647.121 orang senilai Rp 3.176.545.200.000 atau 95,04%
- Tahap V disalurkan kepada 602.468 orang senilai Rp 722.961.600.000 atau 97,39%
Menurut Ida, dengan adanya subsidi gaji, para pekerja dapat merasakan kehadiran negara saat
kondisi mereka mengalami pengurangan upah.
Dalam kesempatan itu, dia menegaskan kembali bahwa penyaluran subsidi gaji kepada para
pekerja tidak menggunakan dana iuran peserta BPJS Ketenagakerjaan, melainkan bersumber
dari APBN.
Seperti diketahui, program Bantuan Subsidi Upah/Gaji yang merupakan bagian dari Program
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menjangkau 12,4 juta pekerja dari target 15,7 juta.Â
Menurut Deputi Direktur Bidang Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga BPJS
Ketenagakerjaan, Irvansyah Utoh Banja, angka 12,4 juta tersebut diperoleh dari validasi berlapis
mulai dari perbankan, lalu kriteria berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 14
Tahun 2020, dan data kepesertaan.
Menurut Irvansyah, sebenarnya target yang ditetapkan untuk dijaring dari program ini sebanyak
15,7 juta pekerja. Kemudian, data yang terkumpul hingga September 2020 sebanyak 14,8 juta
data rekening. "Dari 14,8 juta tersebut setelah divalidasi terkumpul 12,4 juta," katanya.
Adapun sisanya merupakan data yang tidak valid. Terkait hal ini, Irvansyah mengatakan hal itu
dilatarbelakangi sejumlah alasan. Misalnya saja nomor rekening bank yang tidak aktif, duplikasi
Nomor Induk Kependudukan (NIK), data yang berbeda antara NIK dengan nomor rekening, dan
gaji di atas Rp 5 juta.
475