Page 96 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 96

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo misalnya, tetap menaikkan UMP di provinsi itu.
              Meskipun, besaran kenaikan yang dicanangkan tetap tak sesuai dengan desakan buruh yang
              meminta angka minimal 8%.

              UMP Jateng 2021 ditetapkan naik sebesar 3,27% atau dari Rp 1.732.015 menjadi Rp 1.798.979.
              Ganjar  menerangkan  keputusannya  memang  tak  mengacu  ke  surat  Kementerian
              Ketenagakerjaan (Kemenaker), melainkan bertumpu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78
              Tahun 2015 tentang Pengupahan.

              "Kami sudah menggelar rapat dengan berbagai pihak dan mendengarkan masukan. Sudah kami
              tetapkan UMP Jateng 2021 naik," tuturnya dalam keterangan resmi.

              Gubernur DI Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku-buwono X juga menaikkan UMP Yogyakarta
              sebesar 3,54% dari Rp 1.704.608 menjadi Rpl.765.000.

              Sementara itu, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menaikkan UMP paling
              tinggi  ketimbang  gubernur  lainnya  di  Pulau  Jawa,  yakni  5,65%  dari  Rpl.768.000  menjadi
              Rpl.868.777.

              Adapun  Gubernur  DKI  Jakarta  Anies  Baswedan  mengambil  pendekatan  lebih  moderat.  Dia
              menetapkan kenaikan 3,27% menjadi Rp 4.416.186, tetapi hanya untuk sektor usaha yang tidak
              terdampak pandemi Covid-19.

              "Intinya adalah, Jakarta ingin adil. Jika UMP tidak dinaikan, maka usaha-usaha yang tumbuh
              berkembang  selama pandemi,  manfaatnya tidak  dirasakan oleh  buruh, karena  pekerjanya  di
              sana merasakan pertumbuhan. Di sisi lain, kalau UMP dinaikkan untuk semua, maka usaha yang
              ke marin sudah jatuh akibat pandemi, dengan dinaikan UMP akan terpuruk lagi," papar Anies,
              Senin (2/11).

              Sikap  Anies  sempat  mengundang  respons  negatif  dari  kalangan  pengusaha.  Ketua  Umum
              Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Hariyadi  Sukamdani  bahkan  menyatakan  keputusan
              Anies bisa mengundang gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).


              "Kami memastikan bahwa [keputusan DKI Jakarta] akan mempersulit dunia usaha yang pada
              ujungnya akan menyebabkan gelombang PHK," tuturnya, Senin (11/2).

              Tapi, sebagian besar Pemerintah Provinsi (Pemprov) di Indonesia belum menyatakan penolakan
              terhadap keputusan Kemenaker. Termasuk, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang
              sudah memastikan UMP di daerahnya akan tetap sama, yakni Rp 1.810.351.


              "Upah minimum tidak mengalami kenaikan, tetap sama dengan 2020," ujarnya, Sabtu (31/10).

              SILANG PENDAPAT

              Tferlepas  dari  adanya  silang  pendapat,  ekonom  cenderung  berseberangan  dengan  pendapat
              Apindo dan pemerintah pusat. Mereka menilai bahwa memang sudah seharusnya UMP tetap
              dinaikkan.

              Ekonom  Institute  for  Development  of  Economics  and  Finance  (INDEF)  Bhima  Yudhistira
              menyayangkan  sikap  pemerintah  pusat.  Apalagi,  jika  mengacu  ke  kondisi  di  lapangan,  yang


                                                           95
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101