Page 97 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 97

sejauh ini menunjukkan perekonomian Indonesia belum benar-benar bangkit meski pemerintah
              sudah menggelontorkan berbagai stimulus.

              "Situasi tersebut, jika ditambah dengan keputusan UMP tetap, akan jadi strategi yang keliru
              untuk melindungi pekerja dan memulihkan ekonomi," jelasnya kepada Bisnis.

              Masih belum pulihnya kondisi ekonomi masyarakat bukan klaim sepihak. Faktanya, mengacu
              data yang baru saja dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (2/11), inflasi inti Indonesia
              masih mentok di angka 0,04% pada Oktober 2020.

              Kondisi  tersebut  menggambarkan  bahwa  konsumsi  rumah  tangga  Indonesia  masih  rendah.
              Angka inflasi inti tersebut juga lebih rendah dari inflasi inti bulan sebelumnya, yang sebesar
              0,13%.

              "Memang biasanya inflasi inti ini digunakan sebagai indikator mengukur daya beli, dan memang
              inflasi  inti  ini  menunjukkan  kecenderungan  menurun,"  tutur  Kepala  BPS  Suhariyanto  dalam
              konferensi pers.

              Selanjurnya, keputusan pemerintah untuk 'menyarankan' UMP di provinsi-provinsi tidak naik juga
              dinilai Bhima sebagai indikasi bahwa pemerintah gagal menempatkan diri sebagai mediator.

              "Upah minimum itu mengatur upah untuk batas pekerja paling bawah. Ketika tidak dinaikkan,
              berarti menyiratkan bahwa pemerintah belum cukup peka terhadap kebutuhan kelas menengah
              ke bawah," terangnya.

              Hal  serupa  disampaikan  pengamat  ketenagakerjaan  sekaligus  Sekretaris  Jenderal  (Sekjen)
              Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar.

              Meski menilai bahwa desakan buruh agar upah dinaikan hingga 8% tidak wajar, dia menyebut
              keputusan tak menaikkan upah sama sekali juga merupakan langkah keliru.

              "Memang  banyak  perusahaan  terdampak  oleh  pandemi,  tetapi  banyak  juga  yang  mendapat
              berkah seperti telekomunikasi dan kesehatan. Fakta itu harus dilihat juga dengan adanya inflasi,"
              papar Timboel kepada Bisnis, Sabtu (31/10).

              Ekonom  Bank  Permata  Josua  Pardede  pun  memandang  pemerintah  seharusnya  mendorong
              kenaikan UMP. Mengacu data inflasi terkini, dia menilai UMP 2021 masih bisa dinaikkan sekitar
              3,28%.

              Apabila pemerintah tetap bersikukuh tak menaikkannya dan daerah-daerah mengikutinya, maka
              perlu  diimbangi  aspek  lain.  Misalnya,  dengan  peningkatan  anggaran  stimulus  ekonomi  serta
              penyesuaian harga pangan agar selaras dengan daya beli masyarakat.

              "Meskipun  pemerintah  sudah  mengalokasikan  anggaran  perlindungan  sosial  dalam  program
              Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam APBN 2021, pemerintah juga perlu menambahkan
              alokasi  anggaran  untuk  pos  perlindungan  sosial  bagi  pekerja/buruh  yang  terkena  dampak
              pandemi," papar Josua.

              Sebagai catatan, sejauh ini pemerintah mematok anggaran PEN 2021 sebesar Rp372,3 triliun.
              Meski tak bisa dibilang kecil, anggaran ini lebih rendah 53,55% dari pagu anggaran PEN 2020
              yang mencapai Rp685,2 triliun, b
                                                           96
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102