Page 587 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 APRIL 2021
P. 587
Sedangkan pekerja/buruh yang masa kerjanya 1 bulan secara terus menerus sampai dengan
kurang dari 12 bulan, berhak mendapat THR yang dihitung secara proporsional sesuai masa
kerjanya.
Bagaimana dengan hitungannya? Berdasarkan peraturan THR Keagamaan, ketentuan besar THR
yang diterima adalah 1 bulan upah untuk pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja 12
bulan secara terus menerus atau lebih.
Adapun bagi pekerja buruh yang masa kerjanya 1 bulan secara terus menerus sampai dengan
kurang dari 12 bulan, berhak mendapat THR yang dihitung secara proporsional sesuai masa
kerjanya.
Penghitungan upah sebulan yakni upah tanpa tunjangan yang merupakan upah bersih (clean
wages), atau upah pokok termasuk tunjangan tetap. Dalam hal upah terdiri dari upah pokok dan
tunjangan tidak tetap maka perhitungan THR dihitung berdasarkan upah pokok.
"Dari perhitungan upah tersebut, tidak menutup kemungkinan perusahaan juga dapat
memberikan THR yang nilainya lebih besar dari peraturan perundang-undangan, di mana hal
tersebut terlebih dahulu ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama atau kebiasaan yang selama ini memang telah dilakukan oleh
perusahaan," tambah Putri.
Sementara pekerja atau buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian, upah satu
bulan dihitung melalui dua ketentuan.
Yakni memiliki masa kerja 12 bulan atau lebih (rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan
terakhir sebelum hari raya) dan masa kerja kurang dari 12 bulan (rata-rata upah yang diterima
tiap bulan selama masa kerja).
Dengan demikian bila kamu karyawan dengan status outsourcing atau pun masih karyawan
kontrak, kamu tetap berhak mendapatkan THR Lebaran.
Simak Ketentuannya Soal THR Berikut Ketentuan Mengenai Pembayaran THR Keagamaan sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6
Tahun 2016:
1. THR Keagamaan diberikan kepada: a. Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja satu
bulan secara terus menerus atau lebih. b. Pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja
dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu
tertentu.
2. Besaran THR Keagamaan: a. Bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara
terus menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan upah. b. Bagi pekerja atau butuh yang
telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan,
diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan [Masa kerja/12] x 1 (satu) bulan upah.
c. Bagi pekerja/ buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian, upah 1 bulan dihitung
sebagai berikut:
- Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung
berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.
- Pekerja/buruh yang telah mmpunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1 bulan dihitung
berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.
3. THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lambat 7 hari sebelum hari raya Keagamaan Bagi
perusahaan yang masih terdampak pandemi Covid-19 dan berakibat tidak mampu memberikan
586