Page 52 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2021
P. 52

neutral - Anwar Usman (Ketua Hakim MK) Ya, mungkin setelah itulah. Nanti tanggal pastinya
              akan disampaikan oleh Panitera Mahkamah Konstitusi


              Ringkasan

              Sidang Gugatan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang digelar di
              gedung Mahkamah Konstitusi (MK) sudah memasuki sidang ke empat pada Senin (18/1) lalu.
              Tim Buruh Menggugat menyayangkan sikap DPR dan Pemerintah yang tidak siap menjawab
              permohonan penggugat dalam sidang tersebut. Ketua Tim Buruh Menggugat, Hotma Sitompul
              sangat  menyesalkan  pemerintah  dan  DPR  tidak  siap  menjawab  permohonan  penggugat.
              Menurutnya,  hal  itu  sungguh  menunjukkan  ketidakseriusan  DPR  dan  Pemerintah  dalam
              menangani judicial review Undang Undang Cipta Kerja di Mahkamah Konstitusi.



              PEMERINTAH TAK SIAP JAWAB PERMOHONAN, BURUH MINTA HAKIM TOLAK UU
              CIPTA KERJA

              Sidang Gugatan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang digelar di
              gedung Mahkamah Konstitusi (MK) sudah memasuki sidang ke empat pada Senin (18/1) lalu.
              Tim Buruh Menggugat menyayangkan sikap DPR dan Pemerintah yang tidak siap menjawab
              permohonan penggugat dalam sidang tersebut.
              Ketua Tim Buruh Menggugat, Hotma Sitompul sangat menyesalkan pemerintah dan DPR tidak
              siap  menjawab  permohonan  penggugat.  Menurutnya,  hal  itu  sungguh  menunjukkan
              ketidakseriusan DPR dan Pemerintah dalam menangani judicial review Undang Undang Cipta
              Kerja di Mahkamah Konstitusi.
              "Kami  harap  Presiden  Joko  Widodo  menegur  wakilnya.  Perhatikanlah  rakyat  kecil.  Mudah
              mudahan ini bisa menggugah hati mereka para pemangku kepentingan penguasa ini," katanya
              dalam keterangan pers, Rabu (20/1).

              Anggota Tim Buruh Menggugat lainnya, Nasep menjelaskan, keterangan pemerintah dan DPR
              yang disampaikan sudah lewat tenggang waktu. Sebab, di dalam peraturan MK pasal 13 ayat 2
              jelas dinyatakan keterangan pemerintah dan DPR itu disampaikan maksimal tujuh hari setelah
              adanya permohonan di Majelis.
              Tim  sudah  mengajukan  dari  November  2020.  Bahkan  dibuat  12  rangkap  yang  artinya  draf
              permohonan dibagi dua. Satu untuk DPR dan satu untuk pemerintah. Belum lagi situs MK sudah
              di upload ketika tim mengajukan permohonan.

              Sehingga  dengan  jangka  waktu  tersebut,  tidak  ada  alasan  DPR  dan  pemerintah  tidak  siap
              menyampaikan keterangan. Kalau faktanya tidak siap, berarti ada indikasi untuk mengabaikan
              permohonan ini.

              "Untuk itu, kami menyampaikan kepada majelis hakim untuk tidak menerima pernyataan yang
              disampaikan  pemerintah  dan  DPR.  Karena  dalam  undang  undang  MK  sendiri  sebenarnya
              keterangan Presiden dan pemerintah itu bersifat fakultatif. Kalau Kita lihat kata katanya dapat
              bukan wajib," ungkap Nasep.

              Atas dasar itu, dalam persidangan, pemerintah atau DPR bisa menyampaikan atau pun bisa juga
              tidak menyampaikan. Karena sudah melewati tenggat waktu, tim buruh secara tegas memohon
              agar keterangan nanti yang disampaikan itu ditolak atau paling tidak dinyatakan tidak diterima
              oleh majelis hakim konstitusi.

                                                           51
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57