Page 55 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2021
P. 55
Akibatnya, Sumarwini pun divonis 1 tahun penjara, 240 kali cambuk dan denda ganti rugi sebesar
538 ribu Riyal Saudi (SAR), atau sekitar RP 1,9 miliar, serta penahanan selama lima tahun atas
tuntutan hak khusus oleh majikan.
Dalam perkembangan persidangan banding di pengadilan, majikan menaikkan tuntutan ganti
rugi menjadi SAR 1, 536.000 (setara Rp. 5,6 miliar) sesuai keputusan yang dikeluarkan Komisi
Penilaian Kerugian.
Akibat putusan tersebut, sejak 27 Desember 2008, Sumarwini mendekam di balik jeruji besi di
penjara hingga akhirnya pada November 2013, KBRI Riyadh berhasil mengeluarkannya dari
tahanan dengan jaminan.
Sebelumnya KBRI juga telah melakukan upaya banding termasuk untuk menganulir vonis denda
ganti rugi materiil tersebut namun ditolak oleh pengadilan.
Keluar dari tahanan, Sumarwini berpindah ke penampungan (shelter) KBRI dan hidup bersama
sesama PMI kurang beruntung lainnya yang menunggu proses penyelesaian masalah maupun
tuntutan hak-hak mereka sebelum dapat pulang ke tanah air.
Guna menyelesaikan kasus Sumarwini, KBRI menunjuk pengacara khusus berkewarganegaraan
Saudi, namun karena proses peradilan yang berlarut-larut tanpa adanya kepastian hukum yang
final, Sumarwini belum bisa pulang ke Indonesia karena statusnya masih dicekal.
Usai berbagai upaya yang dilakukan KBRI Riyadh, pada 11 Maret 2020 kasus Sumarwini akhirnya
ditutup oleh pengadilan karena majikan tak pernah lagi datang memenuhi panggilan, dan pada
17 Januari 2021, KBRI berhasil memperoleh izin keluar melalui Kantor Dinas Ketenagakerjaan
setempat.
"Alhamdulillah ya Rabbi. Terima kasih KBRI Riyadh yang telah banyak membantu saya", ujar
Sumarwini dikutip dari pernyataan KBRI Riyadh.
Ia pun berangkat ke tanah air menggunakan maskapai Etihad yang berangkat dari Riyadh pada
Selasa (19/1) malam.
54

