Page 53 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2021
P. 53

"Kami  berharap  majelis  bisa  memenuhi  rasa  keadilan  agar  jalanya  persidangan  betul  betul
              mencerminkan fair dan adil," tegasnya.
              Advokat hukum perwakilan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani, William Yani
              mengapresiasi Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mendorong para pihak yang tidak menerima
              Undang  Undang  Omnibus  untuk  Judicial  Review  di  Mahkamah  Konstitusi.  Menurutnya,  demi
              bangsa  Indonesia  yang lebih  besar  lagi  serta  membantu  Presiden  melawan  pandemi,seluruh
              buruh Indonesia mengikuti himbauan tersebut untuk judicial review.

              Namun, kata Willi, Presiden Jokowi harus bisa mengirimkan wakilnya yang tidak bermain main
              dan  serius  dalam  persidangan  di  MK.  Dia  berharap  Hakim  yang  menjadi  Ketua  MK  dalam
              pimpinan sidang kemarin dapat menolak permintaan Pemerintah dan DPR yang meminta waktu
              kembali untuk menyampaikan pandangannya.

              "Dengan hormat para hakim yang langsung dipimpin ketua MK untuk menunjukkan marwah
              konstitusi. Tolak keinginan pemerintah dan DPR yang meminta diberri waktu lagi menyampaikan
              pandangan dan pendapatnya," tegasnya.

              Sekjen KSPSI Andi Gani, Hermanto mengatakan, Pemerintah dan DPR tidak serius menanggapi
              permohonan yang diajukan. Sementara diketahui Undang Undang Cipta Kerja dibuat cepat dan
              terburu buru. Seharusnya mereka serius menanggapi permohonan tim buruh.
              "Buruh  mencari  jalan  yang  mulia  dengan  melakukan  judicial  review.  Dengan  demikian
              pemerintah dan DPR seharusnya siap dalam persidangan ini. Undang udang 11 tahun 2020 ini
              merupakan hal yang fundamental. Mengubah tatanan yang sebelumnya menjadi tatanan baru.
              Sementara tatanan baru itu tidak menguntungkan buruh," jelasnya.

              Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengancam
              apabila  Omnibuslaw  tetap  terus  berjalan  tanpa  memperhatikan  gugatan  buruh,  aksi  besar
              besaran akan kembali terjadi seperti pada Oktober 2020 lalu.
              "Para wakil rakyat dan pemerintah yang memancing rakyat," ungkapnya.

              Diketahui sebelumnya, pada agenda sidang penyampaian pendapat Pemerintah yang diwakili
              dari  Kementerian  Koordinator  Bidang  Perekonomian,  I  Ketut  Hadi  Priatna.  Kemudian,  dari
              Kementerian  Sekretariat  Negara,  Budi  Setiawati.  Dari  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Buru.
              Kemudian, dari Kementerian Hukum dan HAM, Ardiansyah danWawan Zubaidi "Kami mewakili
              dari Pemerintah, menyampaikan permohonan untuk penundaan sidang, berhubung kami masih
              memerlukan waktu yang cukup untuk menyusun keterangan dari Pemerintah atas Permohonan
              dari Pemohon," kata I Ketut Hadi dalam persidangan.

              Ketua  Hakim  MK,  Anwar  Usman  akhirnya  memutuskan  untuk  menunda  persidangan  karena
              Presiden Jokowi belum bisa memberikan jawaban tertulis karena harus mempersiapkan materi
              dan perlu koordinasi seperti alasan pada Perkara Nomor 91/PUU-XVIII/2020 tadi.
              Oleh karena itu, perkara ini akan ditentukan agenda persidangan di kemudian oleh Kepaniteraan.
              Tetapi,  perlu  disampaikan  bahwa  Mahkamah  akan  melaksanakan  sidang  pilkada,  ya,  terkait
              dengan PHP pilkada mulai tanggal 26 Januari sampai dengan 24 Maret 2021.

              "Ya, mungkin setelah itulah. Nanti tanggal pastinya akan disampaikan oleh Panitera Mahkamah
              Konstitusi," jelasnya.

              [fik].




                                                           52
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58