Page 27 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 FEBRUARI 2021
P. 27

KORBAN PHK BAKAL DIBERI PESANGON OLEH PEMERINTAH, BEGINI SYARAT DAN
              BESARANNYA
              JAKARTA - Pegawai yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kehilangan pekerjaan
              akan diberikan uang pesangon oleh pemerintah.

              Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan
              Pekerjaan (JKP) telah mengaturnya, yang saat ini drafnya sudah diunggah oleh pemerintah.

              JKP  merupakan  manfaat  baru  dalam  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial  (BPJS)
              Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek.

              Program  tersebut  semakin  menambah  manfaat  yang  sudah  ada  seperti  Jaminan  Kecelakaan
              Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pensiun (JP).

              Anwar  Sanusi,  Sekretaris  Jenderal  Kementerian  Ketenagakerjaan,  mengatakan  meski  ada
              tambahan  manfaat,  pemerintah  menjamin  tak  akan  mengubah  besaran  iuran  BPJS
              Ketenagakerjaan.

              Menurutnya, iuran JKP bagi pegawai yang terdaftar BPJS Ketenagakerjaan akan bersumber dari
              pemerintah dan rekomposisi iuran.

              "Sumbernya dari pemerintah dan rekomposisi iuran dari program jaminan kecelakaan kerja (JKK)
              dan  juga  jaminan  kematian  (JKM),"  kata  Anwar  dikutip  Tribun  Jogja  dari  Kontan.co.id  via
              Kompas.tv, Minggu (7/2/2021).

              Menurut  draf  RPP  yang  telah  diunggah,  besaran  iuran  JKP  sebesar  0,46  persen  dari  upah.
              Pemerintah  akan  membayarkan  sebesar  0,22  persen  dari  upah  per  bulan  dengan  maksimal
              besaran upah Rp 5 juta per bulan.

              Untuk iuran JKK, akan direkomposisi sebesar 0,14 persen dari upah, sehingga akan terdapat
              perubahan pada iuran JKK berdasarkan tingkat risiko.
              Iuran untuk tingkat risiko sangat rendah sebesar 0,1 persen dari upah sebulan, risiko rendah 0,4
              persen dari upah sebulan, risiko sedang 0,75 persen dari upah sebulan, risiko tinggi 1,13 persen
              per bulan, dan risiko sangat tinggi sebesar 1,6 persen dari upah sebulan.

              Sedangkan JKM akan mengalami rekomposisi menjadi 0,1 persen dari upah sebulan, sehingga
              iuran untuk JKM menjadi 0,2 persen dari upah sebulan.

              Di dalam persyaratan penerima JKP, peserta harus terdaftar pada seluruh porgam yang terdapat
              di BP Jamsostek.

              Dengan demikian, peserta akan menerima manfaat berupa uang dan pelatihan selama enam
              bulan bila terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) .
              Besaran uang yang diterima sebesar 45 persen dari upah per bulan dengan batas maksimal upah
              Rp 5 juta per bulan selama tiga bulan.

              Adapun selama tiga bulan sisanya, peserta akan mendapatkan manfaat JKP sebesar 25 persen
              dari upah sebulan.

              Syarat memperoleh JKP Syarat bagi peserta yang menerima JKP adalah terdaftar sebagai peserta
              selama 24 bulan, dengan masa iuran 12 bulan dan membayar iuran berturut-turut selama tiga
              bulan.




                                                           26
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32