Page 32 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 FEBRUARI 2021
P. 32

Antonius menyampaikan ini merespons data jumlah kematian ABK WNI sepanjang 2020 yang
              dilansir Destructive Fishing Watch (DFW).
              Antonius sepakat dengan anggota Komisi IV DPR Slamet yang sebelumnya menyoroti tentang
              lemahnya  perlindungan  ABK  Indonesia  yang  disebabkan  karena  regulasinya  bersifat  parsial,
              belum mengatur perlindungan dari hulu sampai hilir.

              Menurut  Antonius,  pembenahan  dari  hulu  bisa  dilakukan  dengan  menerapkan  mekanisme
              pemberangkatan satu pintu. "Agar (pemberangkatan) satu pintu, bisa dibentuk desk bersama
              antara Kemenaker, Kemhub, Kemdagri dan Pemda. Jika perlu keluarkan SKB (surat keputusan
              bersama) tiga Menteri," ujar Anton dalam keterangannya, Minggu (7/2).

              Antonius menuturkan bahwa diperlukan pendataan dan pembinaan ship manning agency. Ia
              menjelaskan maksudnya ialah agency harus dibina dan diawasi agar hanya memberangkatan
              ABK yang tersertifikasi, sediakan kontrak kerja yang jelas, asuransi, dan lain-lain.

              Menurutnya, bila ada ship manning agency yang terlibat TPPO maka perlu dibina, bahkan kalau
              perlu dicabut izin operasionalnya.

              "Data  ship  manning  agency  yang  terindikasi  terlibat  TPPO,  antara  lain  ada  di  LPSK  dan
              pengadilan," ungkap Anton, panggilan akrabnya.

              Selain itu, Anton juga mengingatkan persoalan pemenuhan hak ABK WNI yang menjadi korban
              TPPO. Khususnya restitusi atau ganti kerugian dari pelaku kepada korban. "(Restitusi) ini harus
              menjadi perhatian semua stakeholder," imbuh dia.

              Anton  mengatakan  dengan  restitusi,  maka  korban  bisa  mendapatkan  hak-hak
              ketenagakerjaannya. Sebab, salah satu komponen dalam perhitungan restitusi adalah gaji yang
              belum  dibayarkan.  Karena  itu,  Anton  mengatakan  regulasi  tentang  restitusi  harus  dilakukan
              perubahan.








































                                                           31
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37