Page 30 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 FEBRUARI 2021
P. 30

SERIKAT BURUH SANGSI MANFAAT JKP BISA DINIKMATI PEKERJA KONTRAK

              JAKARTA  -  Presiden  Asosiasi  Serikat  Pekerja  (Aspek)  Mirah  Sumirat  mengatakan  regulasi
              mengenai  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  (JKP)  tidak  akan  menjamin  pekerja  dengan  status
              kontrak atau dengan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) dapat menikmati manfaat yang
              diberikan.

              Sebagaimana tertuang dalam Pasal 19 RPP tentang JKP, manfaat berupa uang tunai, informasi
              pasar kerja, dan pelatihan dapat diajukan jika peserta memiliki masa iur paling sedikit 12 bulan
              dalam 24 bulan dan telah membayar iuran paling singkat 6 bulan berturut-berturut pada BPJS
              Ketenagakerjaan sebelum PHK terjadi. Namun dalam praktiknya, Mirah mengatakan terdapat
              pekerja yang kontrak kerjanya berada di bawah batas minimum masa iur.

              "Dalam UU Cipta Kerja sendiri ada peluang untuk mempekerjakan pekerja kontrak di bawah satu
              tahun. Dalam banyak kasus ada yang hanya enam bulan dan di sini mereka tentu tidak bisa
              merasakan manfaat yang dijanjikan," kata Mirah pada Minggu (7/2/2021).
              Dia pun menyebutkan bahwa Undang-Undang Cipta Kerja tidak secara tegas memberi batasan
              bagi  pekerja  kontrak  sampai  diangkat  menjadi  pegawai  tetap.  Menurutnya,  hal  ini  makin
              membuka peluang perpanjangan kontrak terus-menerus.

              "Artinya JKP ini hanya janji surga, ada peluang pekerja tak dapat manfaat karena pemberi kerja
              menyiasati  dengan  kontrak  kerja  yang  tidak  sampai  setahun.  Dan  praktik  seperti  ini  sudah
              banyak ditemui," tuturnya.

              Dalam keterangan tertulis kepada Bisnis, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengemukakan
              bahwa program JKP sejatinya hadir untuk mengurai masalah pengangguran. Kehadiran program
              ini diharapkan dapat mendorong kembalinya tenaga kerja ke pasar kerja setelah pemutusan
              hubungan kerja (PHK).

              Ida mengemukakan dalam konteks pemulihan ekonomi pelatihan pekerja saja tidak cukup untuk
              industri yang makin dinamis, perlindungan sosial dia sebut diperlukan menjamin perlindungan
              pekerja dalam jangka pendek maupun panjang.

              "Perlindungan  sosial  ini  berfungsi  sebagai  bantalan  daya  beli  dan  peningkatan  kapasitas
              dimaksudkan agar pekerja mampu adaptif dengan permintaan industri yang makin dinamis,"
              ujarnya.

              Ida  mengatakan  sektor  ketenagakerjaan  menghadapi  sejumlah  tantangan  pada  masa
              pemulihan.  Seperti  bagaimana  tingkat  pengangguran  dapat  ditahan  tantangan  menyiapkan
              tenaga kerja yang terdampak pandemi agar sesuai dengan kebutuhan sektor yang masih tumbuh
              positif.

              "Tantangan lain adalah bagaimana memperluas kesempatan kerja meski sementara di sektor
              informal. Setidaknya hal ini bisa mengungkit daya beli untuk sementara dan secara perlahan
              mengembalikan ke porsi pekerja dari informal ke formal," tuturnya.

              Sebagaimana tertuang dalam RPP, manfaat JKP akan diberikan dalam bentuk uang tunai, akses
              informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja. Regulasi ini pun menegaskan bahwa manfaat bisa
              diterima jika peserta mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), baik untuk hubungan kerja
              waktu tidak tertentu maupun perjanjian kerja waktu tertentu.

              Manfaat uang tunai diterima setiap bulan paling banyak 6 bulan dengan besaran 45 persen upah
              pada 3 bulan pertama dan sebesar 25 persen upah pada 3 bulan setelahnya. Selain itu, hak atas
              manfaat JKP paling banyak diajukan 3 kali dalam masa usia kerja.


                                                           29
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35