Page 34 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 FEBRUARI 2021
P. 34

"Tidak boleh antar program di BP Jamsostek melakukan subsidi antar program," ujar Said saat
              dihubungi Kontan.co.id, Minggu (7/2).
              Rekomposisi juga dianggap menghilangkan tanggung jawab pemerintah dalam memberikan JKP.
              Penggunaan  dana  iuran  peserta  untuk  JKP  dipandang  sebagai  dana  yang  berasal  dari  iuran
              buruh.

              Padahal  dana  tersebut  disebut  akan  menjadi  jaring  pengaman  bagi  pekerja  yang  terkena
              Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Namun, dana tersebut dianggap tabungan buruh sendiri dari
              iuran yang dibayarkan.

              "Sumbernya dari dana BPJS, artinya buruh mendapatkan JKP dari dana buruh sendiri jadi logika
              tanggung  jawab  negara  tidak  kuat,"  terang  Wakil  Ketua  Federasi  Serikat  Buruh  Persatuan
              Indonesia (FSBPI) Jumisih.

              Berdasarkan draft Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Penyelenggaraan Program
              JKP, diatur rekomposisi dalam iuran BP Jamsostek.

              Iuran JKK akan direkomposisi sebesar 0,14% dari upah. Sehingga akan terdapat perubahan pada
              iuran JKK berdasarkan tingkat risiko.

              Dal beleid itu disebut iran untuk tingkat risiko sangat rendah sebesar 0,1% dari upah sebulan,
              risiko rendah 0,4 dari upah sebulan, risiko sedang 0,75% dari upah sebulan, risiko tinggi 1,13%
              per bulan, dan risiko sangat tinggi sebesar 1,6% dari upah sebulan.
              Sementara untuk JKM akan mengalami rekomposisi menjadi 0,1% dari upah sebulan. Sehingga
              iuran untuk JKM menjadi 0,2% dari upah sebulan.

              Meski  ada  rekomposisi,  Kementerian  Ketenagakerjaan  menegaskan  tak  ada  penguruangan
              manfaat dari BP Jamsostek. Kemnaker juga memastikan tak ada tambahan iuran bagi peserta.

              "Iya (program JKP) tidak akan mengubah manfaat," jelas Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar
              Sanusi.




































                                                           33
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39