Page 104 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 FEBRUARI 2021
P. 104
Piter berpendapat, untuk mengejar pertumbuhan ekonomi bisa dilakukan dengan melakukan
percepatan reformasi struktural, menghilangkan berbagai inefisiensi, serta membangun kembali
industri. Menekan ekonomi biaya tinggi, kata Piter, merupakan kunci penting untuk mempercepat
laju pertumbuhan ekonomi yang akan berdampak pada peningkatan kembali pendapatan per
kapita.
Senada, Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid
Ahmad, mengatakan bahwa pengendalian pandemi Covid-19 yang serius menjadi urgensi dalam
memulihkan ekonomi Indonesia. Penurunan pendapatan per kapita pada 2020 telah membawa
Indonesia kembali pada golongan negara dengan pendapatan per kapita menengah ke bawah (
lower-middle income ).
Ia merujuk pada penggolongan negara berdasarkan pendapatan nasional bruto atau PDB
ditambah pembayaran oleh warga negara asing untuk hal seperti investasi dan pembayaran yang
dibayar di luar negeri menurut Bank Dunia (World Bank).
Menurut acuan lembaga internasional itu, negara berpendapatan rendah (AS$1.035). Negara
berpendapatan menengah-bawah (AS$ 1.036-AS$4.045), negara berpendapatan menengah-
atas (AS$4.046-AS$12.535) dan negara berpendapatan tinggi (di atas AS$12.535).
Tauhid menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih lemah kini kian memburuk
karena situasi pandemi. Ia menyebutkan situasi akan lebih memburuk jika tidak didukung adanya
pertumbuhan atau peningkatan dari sisi tenaga kerja, modal atau investasi, dan teknologi.
Tauhid menilai faktor teknologi masih kurang di Indonesia. Ia mencontohkan di Cina, investor
wajib memiliki kemitraan dengan perkembangan teknologi. "Mereka harus mampu mendesain,
mencari material, research and development (R&D), perguruan tinggi dilibatkan, untuk
membangun teknolog akhirnya mereka bisa bersaing dalam hal teknologi dan ini bisa menopang
ekonomi dalam jangka panjang," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kesiapan industri yaitu industri manuktur
memasuki era otomasi yang diukur dalam indeks INDI 4.0 memang masih kurang. Hal ini
ditunjukkan dengan hampir seluruh sektor masih berada pada tahap awal otomasi atau berada
di bawah 2,5 poin yang menjadi standar memulai era otomasi dan robotisasi.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual berpendapat Indonesia mampu
melakukan rebound positif tahun ini. Sepakat dengan Piter, Ia mengatakan pendapatan kapita
yang menurun di 2020 bersifat sementara. Penanganan pendemi yang baik akan mendorong
perekonomian dan meningkatkan kembali pendapatan per kapita.
David menambahkan, upaya yang diperlukan mencegah Indonesia terjebak sebagai negara
berpendapatan menengah ( middle income trap ) adalah menguatkan investasi terutama di
sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti industri manufaktur dan industri yang
berorientasi ekspor, penguatan kesiapan teknologi, dan peningkatan kompetensi Sumber Daya
Manusia.
103