Page 106 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 FEBRUARI 2021
P. 106

PEMERINTAH KLAIM RPP JKP BANYAK MANFAAT, BURUH: JANJI SURGA

              Kementerian  Ketenagakerjaan  telah  menyelesaikan  pembahasan  4  Rancangan  Peraturan
              Pemerintah (RPP) klaster ketenagakerjaan dari Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Salah
              satunya adalah Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP), yang diklaim bisa memberikan jaminan
              sosial, pendapatan, dan pekerjaan bagi pekerja korban PHK, namun kalangan buruh menilai
              sebaliknya.

              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  mengatakan,  program  JKP  ini  untuk  membantu  para
              pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Dengan adanya RPP, menurut Ida,
              korban PHK bisa mendapat kepastian terkait tunjangan pasca berhenti kerja.

              "Sistem  JKP  bukanlah  hal  baru  dengan  beberapa  negara  telah  menerapkan  program  serupa
              seperti Jepang, Korsel, dan Malaysia. Penerapan sistem JKP di negara-negara tersebut dapat
              dijadikan benchmarking dalam mendesain sistem JKP di Indonesia," katanya dalam rapat kerja
              bersama DPR, Senin (18/1/2021).
              Dalam  pasal  18  RPP  tentang  JKP  yang  dipublikasikan  pemerintah  melalui  laman  resmi  UU
              Ciptaker, disebutkan bahwa manfaat program ini akan diberikan dalam bentuk uang tunai, akses
              informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja. Manfaat tersebut nantinya akan diberikan kepada
              peserta yang mengalami PHK baik untuk hubungan kerja berdasarkan perjanjian kerja waktu
              tidak tertentu maupun perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT).

              Employment services dan pelatihan vokasi kepada korban PHK diberikan paling lama 6 bulan
              dengan besar tunjangan adalah 45 persen dari upah pada 3 bulan pertama dan 25 persen dari
              upah untuk tiga bulan berikutnya. Namun, pasal 21 RPP tentang JKP menyebutkan, batas atas
              hitungan upah korban PHK hanya sebesar Rp5 juta.

              Artinya dengan perhitungan yang ada, maka manfaat maksimal yang dapat diterima pekerja
              maksimal sebesar Rp10,5 juta. Besaran batas atas upah tersebut akan dievaluasi setiap 2 tahun
              sekali oleh Kemenaker, Kemenkeu, dan Dewan Jaminan Sosial Nasional. Adapun, besaran gaji
              yang menjadi basis penghitungan pesangon adalah upah yang dilaporkan pengusaha kepada
              BPJS Ketenagakerjaan.

              Manfaat akses informasi pasar kerja diberikan dalam bentuk layanan informasi pasar kerja dan
              bimbingan jabatan. Layanan diberikan oleh pengantar kerja atau petugas antar kerja melalui
              Sistem Informasi Ketenagakerjaan.

              Sementara  manfaat  pelatihan  kerja  bakal  diberikan  berupa  pelatihan  berbasis  kompetensi.
              Pelatihan  itu  dapat  dilakukan  melalui  integrasi  akses  informasi  pasar  kerja  dengan  sistem
              informasi  BPJS  Ketenagakerjaan  dalam  Sistem  Informasi  Ketenagakerjaan.  Pelatihan  kerja
              nantinya bisa diselenggarakan secara daring atau luring serta dilakukan oleh Lembaga Pelatihan
              Kerja milik pemerintah, swasta, atau perusahaan.

              Berdasarkan Pasal 35 RPP tentang JKP, hak atas manfaat diajukan paling banyak 3 kali selama
              masa usia kerja. Manfaat JKP pertama, diajukan peserta paling cepat setelah terpenuhinya masa
              iur dan kepesertaan. Lalu, manfaat JKP kedua, diajukan paling sedikit setelah terpenuhinya masa
              iur selama 5 tahun sejak memperoleh manfaat JKP pertama.

              Terakhir, manfaat JKP ketiga diajukan oleh peserta paling sedikit 5 tahun setelah terpenuhinya
              masa iur selama 5 tahun sejak memperoleh manfaat JKP kedua.

              Ida mengatakan ada sejumlah syarat bagi karyawan yang terkena PHK untuk bisa mendapatkan
              manfaat dari program tersebut. Salah satunya, harus terdaftar dalam program Jaminan Hari Tua
              (JHT),  Jaminan  Kecelakaan  Kerja  (JKK),  Jaminan  Kematian  (JKM),  dan  Jaminan  Kesehatan
              Nasional (JKN).
                                                           105
   101   102   103   104   105   106   107   108   109