Page 103 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 FEBRUARI 2021
P. 103

PENDAPATAN PER KAPITA INDONESIA TURUN, LEBIH RENDAH DARI 2018

              Pandemi  Covid-19  turut  berdampak  terhadap  penurunan  pendapatan  per  kapita  masyarakat
              Indonesia. Bahkan, jika dilihat dari denominasi dolar Amerika, pendapatan penduduk Indonesia
              lebih  rendah  dibandingkan  2018.  Indonesia  juga  kembali  turun  ke  kelompok  berpendapatan
              menengah ke bawah.

              Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita masyarakat Indonesia 2020
              sebesar  AS$3.911,7  atau  setara  Rp56,9  juta  dari  tahun  sebelumnya  AS$4.174,5  atau  setara
              Rp59,1 juta pada 2019. Adapun pada 2018 pendapatan per kapita Indonesia sebesar AS$3.927
              atau Rp56 juta.

              "PDB per kapita 2020 turun karena pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi dan di sisi lain
              jumlah penduduknya bertambah," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers secara
              daring, Jumat (5/2). Dalam sensus 2020, BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia sebanyak
              270,20 juta jiwa.
              Perekonomian  Indonesia  sepanjang  2020  terkontraksi  2,07  persen  akibat  pandemi  Covid-19.
              Jauh dibandingkan dengan 2019 yang tercatat 5,02 persen atau 2018 yang masih 5,17 persen.
              Penyebab  perekonomian  menurun  tajam  karena  sektor  penopang  seperti  konsumsi  rumah
              tangga dan investasi masih tertekan.
              Pada 2020 konsumsi rumah tangga tumbuh negatif 2,63 persen, sedangkan tahun 2019 masih
              tumbuh  5,04  persen.  Pertumbuhan  sektor  investasi  pada  tahun  lalu  minus  4,95  persen,
              sementara pada 2019 masih 4,45 persen. Hanya belanja pemerintah saja yang tumbuh positif di
              2020.

              Dari sisi lapangan usaha, hampir seluruh sektor menurun. Jika tumbuh positif pun, angkanya
              melambat. Sektor industri pengolahan tumbuh minus -2,93 persen, konstruksi (-3,26 persen),
              perdagangan (-3,72 persen), dan pertambangan (-1,95 persen). Hanya sektor pertanian yang
              masih mencatatkan pertumbuhan yang positif (1,75 persen).

              Pandemi  juga  telah  mengakibatkan  ribuan  perusahaan  tutup  atau  mengurangi  tingkat
              produksinya. Dampak ikutannya adalah jutaan pekerja di-PHK, jutaan yang lain dirumahkan,
              sebagian bahkan tak digaji ( no work no pay ). Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia
              mencatat, sepanjang Januari-Oktober 2020, 6,4 juta pekerja di-PHK.

              Kementerian Ketenagakerjaan, mengutip BPS, mencatat, sepanjang 2020 ada 2,56 juta pekerja
              yang menganggur akibat pageblug Covid-19. Pada saat yang sama, 24,03 juta orang mengalami
              pengurangan jam kerja. Dua hal itu jelas membuat banyak orang kehilangan atau penurunan
              pendapatan.

              Ekonomian melemah, penduduk bertambah Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core
              Indonesia)  Piter  Abdullah  setuju  dengan  pendapat  Suhariyanto.  Ia  mengatakan  kontraksi
              pertumbuhan ekonomi serta jumlah penduduk yang meningkat membuat pendapatan per kapita
              menurun. Sejak 1998, baru kali ini Indonesia tumbuh negatif.

              "Angka yang dibagi berkurang, angka pembagi bertambah. Otomatis hasilnya menurun. Hal ini
              seharusnya tidak menjadi masalah karena merupakan shock yang diharapkan bersifat temporal
              dan akan kembali membaik ketika pandemi berakhir dan perekonomian pulih," katanya kepada
              Lokadata.id, Senin (8/2/2021).

              Menurut  Piter,  pemerintah  harus  fokus  mengatasi  perekonomian  yang  menurun  dengan
              menanggulangi  pandemi  Covid-19.  "Jangan  ngomong  pemulihan  ekonom  nasional  kalau
              pandemi belum pulih. Selain itu, produktivitas sumber daya manusia kita masih rendah. Korupsi
              yang tinggi, itu bentuk-bentuk high cost economy," kata dia.
                                                           102
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108