Page 307 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 307

NAIKKAN UMP DKI 2022, PAKAR HUKUM: ANIES TIDAK MUNGKIN DIKENAI
              SANKSI
              JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan upah minimum provinsi (UMP)
              DKI  Jakarta  pada  2022  naik  5,1  persen  jadi  Rp4,64  juta.  Pengusaha  menolak  dan  meminta
              kepada Kementerian Dalam Negeri agar Anies diberi sanksi.

              Dosen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Andalas Feri Amsari mengatakan bahwa
              apa yang dilakukan Anies secara konstitusional sudah tepat. Oleh karena itu, dia tidak mungkin
              diberikan sanksi.

              "Berdasarkan  putusan  Mahkamah  Konstitusi  No.  91/PUU-XVIII/2020  terutama  di  amar  6,
              dijelaskan  bahwa  diberlakukan  peraturan  yang  sebelumnya  ketika  UU  Cipta  Kerja  belum
              disahkan," katanya saat dihubungi, Selasa (21/12/2021).

              Feri menjelaskan bahwa mengacu pada putusan tersebut yang isinya agar regulasi kembali pada
              peraturan  sebelumnya,  maka  menjadi  kewenangan  gubernur  untuk  mengatur  UMP  melalui
              peraturan daerahnya.

              "Dalam konteks ini, tentu saja secara konstitusional tindakan Anies yang dibenarkan. Sementara,
              tindakan kementerian dan presiden yang mengabaikan putusan MK adalah tindakan yang salah.
              Oleh karena itu tidak mungkin orang yang menjalankan amanat konstitusional melalui putusan
              MK diberikan sanksi," jelasnya.

              Sebelumnya, Anies merevisi kenaikan UMP 2022 dari 0,85 persen menjadi 5,1 persen. Angka
              0,85 persen didapat mengacu pada UU Cipta Kerja.

              Sementara  itu,  Ketua  Umum  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Hariyadi  Sukamdani
              mengatakan  dunia  usaha  menyayangkan  keputusan  tersebut  dan  telah  mengambil  sejumlah
              langkah lanjutan.

              Pertama, meminta Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) untuk memberikan sanksi kepada
              kepala  daerah  yang  telah  melawan  hukum  regulasi  ketenagakerjaan,  terutama  perihal
              pengupahan.

              "Sebab, hal itu berpotensi menimbulkan iklim tidak kondusif bagi dunia usaha dan perekonomian
              nasional," kata Hariyadi di kantor Apindo dalam konferensi pers, Senin (20/12/2021).

              Kedua, Apindo meminta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk memberikan
              pembinaan  atau  sanksi  kepada  kepala  daerah,  dalam  hal  ini  Gubernur  DKI  Jakarta  Anies
              Baswedan, yang dinilai tidak memahami peraturan perundang-undangan.

              Dia  menambahkan,  pembinaan  dan  pengawasan  terhadap  penyelenggaraan  pemerintahan
              daerah  oleh  pemerintah  pusat  merupakan  amanat  UU  No.23/2014  tentang  Pemerintahan
              Daerah.

              Ketiga, Apindo akan menggugat revisi tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) jika
              Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan benar-benar mengimplementasikan regulasi perubahan
              tersebut.

              Keempat, pelaku usaha mengimbau seluruh perusahaan di Jakarta untuk tidak menerapkan revisi
              UMP DKI Jakarta 2022 sembari menunggu keputusan PTUN yang berkekuatan hukum tetap.

              "Namun, tetap mengikuti Kepgub DKI Jakarta No. 1395/2021 yang ditetapkan pada 19 November
              2021," ujarnya. Sumber : Bisnis.com.


                                                           306
   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312