Page 405 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 405
terutama kelas menengah. "Semakin tinggi kenaikan upah, maka bisa meningkatkan daya beli
masyarakat, dan akan mendorong permintaan masyarakat." ujar Bhima. Senin (20/12).
DAYA BELI PEKERJA AKAN NAIK
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merevisi dan menaikkan upah minimum provinsi (UMP)
tahun 2022 sebesar 5.1% atau naik Rp 225.667 menjadi Rp 4.641.854. Kenaikan UMP DKI
Jakarta ini lebih besar dari sebelumnya yang hanya sekitar 0.85% atau sebesar Rp 37.749.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengapresiasi langkah
yang diambil Anies ini. Bhima menilai, peningkatan upah ini akan melindungi masyarakat,
terutama kelas menengah. "Semakin tinggi kenaikan upah, maka bisa meningkatkan daya beli
masyarakat, dan akan mendorong permintaan masyarakat." ujar Bhima. Senin (20/12).
Kata dia. ini kemudian akan memberikan efek mul-tiplier. yaitu meningkatnya konsumsi rumah
tangga DKI Jakarta yang Juga memberi sumbangan kepada konsumsi rumah tangga secara
nasional.
Apalagi, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan. rata-rata sumbangan pertumbuhan
konsumsi rumah tangga daerah DKI Jakarta selama enam tahun terakhir terhadap pertumbuhan
konsumsi rumah tangga nasional mencapai 18.95%.
Tentu ini akan menjadi angin segar bagi prospek pertumbuhan ekonomi karena konsumsi rumah
tangga merupakan motor penggerak terbesar pertumbuhan ekonomi. Bhima kemudian
mengimbau, langkah peningkatan UMP ini kemudian ditiru dan diikuti oleh kepala-kepala daerah
lainnya. Sehingga, pemulihan akan semakin terasa.
Bhima memandang, kenaikan UMP ini akan melindungi masyarakat pekerja dari peningkatan
inflasi di tahun 2022. Bhima khawatir, inflasi pada tahun depan bisa tembus 5%. alias di atas
kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3% plus minus 1%. Peningkatan inflasi yang
sangat signifikan ini dipengaruhi oleh beberapa hal.
Pertama, potensi kenaikan tarif listrik dan bahan bakar minyak (BBM) non subsidi melihat
perkembangan harga minyak mentah dunia alias tren peningkatan harga energi. Kedua, potensi
peningkatan harga inflasi pangan karena ancaman persediaan dari cuaca ekstrem, badai LaNina.
serta peningkatan harga internasional yang memengaruhi barang-barang pangan seperti
contohnya minyak goreng.
Ketiga, peningkaian harga imported inflation karena efek pengurangan penambahan likuiditas
(tapering off) dari bank-bank sentral yang memberi tekanan eksternal pada nilai tukar rupiah.
Ini pun memengaruhi harga-harga barang yang diimpor. Keempat, tren kenaikan suku bunga
bisa mendorong terjadi inflasi karena ada peningkatan cost of borrowing. Pengusaha pun bisa
saja meneruskan ini pada konsumen.
Kelima, kebijakan peningkatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11% dan juga ada
potensi kenaikan cukai rokok yang tentu saja ini akan memberikan sumbangan kepada
peningkatan inflasi.
"Jadi, peningkatan UMP ini akan melindungi pekerja yang rentan dari peningkatan inflasi
tersebut. Karena kalau inflasi meningkat, bisa saja ada imbas yang cukup signifikan terhadap
penurunan daya beli, khususnya daya beli kelas menengah." tandas Bhima.
Pengusaha Keberatan
404