Page 467 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 467
Judul Anies Naikkan UMP DKI, Pengusaha Sindir soal Nyapres
Nama Media kumparan.com
Newstrend Upah Minimum 2022
Halaman/URL https://kumparan.com/kumparanbisnis/anies-naikkan-ump-dki-
pengusaha-sindir-soal-nyapres-1x9QkImZsWG
Jurnalis redaksi
Tanggal 2021-12-21 09:31:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen PHI & Jamsos, Non Rilis
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Ringkasan
Langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merevisi upah minimum provinsi ( UMP ) dinilai
bernuansa politis. Kalangan pengusaha menganggap kebijakan tersebut sebagai manuver Anies
mengikuti pemilihan presiden 2024. Anies merevisi besaran kenaikan UMP DKI Jakarta. Dari yang
semula hanya naik 0,85 persen menjadi 5,1 persen.
ANIES NAIKKAN UMP DKI, PENGUSAHA SINDIR SOAL NYAPRES
Langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merevisi upah minimum provinsi ( UMP ) dinilai
bernuansa politis. Kalangan pengusaha menganggap kebijakan tersebut sebagai manuver Anies
mengikuti pemilihan presiden 2024.
Anies merevisi besaran kenaikan UMP DKI Jakarta. Dari yang semula hanya naik 0,85 persen
menjadi 5,1 persen.
Kebijakan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menuai penolakan kalangan
pengusaha. Mereka berencana menggugat keputusan tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN).
Wakil Ketua Umum Kadin bidang Ketenagakerjaan, Adi Mahfudz, mengendus adanya
kepentingan politik di balik kebijakan Anies Baswedan.
“Apakah revisi ini ada sangkut pautnya dengan kepentingan politik? Oh jelas,” kata Adi Mahfudz
dalam konferensi pers, Senin (20/12).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani juga mempertanyakan
kebijakan Anies tersebut. Dia menilai seharusnya dengan kapasitas seorang Gubernur, Anies
paham betul bahwa kebijakan tersebut jelas melanggar aturan PP Nomor 36 Tahun 2021.
“Dia (Anies) sebagai Gubernur yang harusnya paham sekali masalah ini melanggar, ya jadi
catatan tersendiri apalagi kalau mau nyapres, jadi catatan,” ujar Hariyadi.
466